search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jangan Tergesa Saat Menurunkan Berat Badan, Ini Batas Aman dari Dokter Gizi
Jumat, 5 Maret 2021, 15:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Jangan Tergesa Saat Menurunkan Berat Badan, Ini Batas Aman dari Dokter Gizi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kebanyakan orang mungkin melakukan diet dengan tujuan agar memiliki tubuh yang lebih langsing. Harapannya juga untuk memiliki tubuh yang ideal agar bisa menambah kepercayaan diri.

Namun terkadang beberapa orang terlalu tergesa-gesa saat diet sehingga berat badan turun terlalu drastis. Diet ketat tanpa arahan dari dokter sebenarnya tidak dianjurkan. Apalagi jika dilakukan dalam waktu lama.

Ketua umum Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DR. dr. Nurpudji Taslim. Sp.KG.(K), MPH., menyarankan, diet yang sehat sebaiknya dilakukan dengan defisit kalori maksimal 1.000 dalam seminggu.

"Yang paling aman kalau melakukan diet ini hanya 500 sampai 1.000 kalori dalam 1 minggu. Jadi paling aman itu 3-4 kilo (dalam sebulan)," kata dokter Pudji dalam webinar perayaan Hari Obesitas Sedunia, Rabu (3/3/2021).

Ia menyampaikan, berat badan yang turun secara perlahan justru lebih aman bagi tubuh dibandingkan jika berkurang secara drastis dalam waktu singkat. Untuk menentukan target diet, dokter Pudji juga menyarankan, sebaiknya turun berat badan cukup 5-10 persen dari berat badan awal.

"Sebenarnya dengan menurunkan 10 persen dari berat badan, misalnya dari 80 jadi 72, itu sudah bisa menurunkan 30 persen dari parameter yang ada. Misalnya HDL sudah turun, kolesterol sudah turun. Jadi kalau dia secara perlahan-lahan dia akan kembali ke arah normal," jelasnya.

Diet yang tergesa-gesa dan turun berat badan secara drastis juga berisiko menyebabkan sindrom yoyo.

Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD., mengatakan, jika berat badan terlalu cepat turun maka kemungkinan naik juga bisa lebih cepat.

"Yang kita takutkan kalau penurunan berat badan yang terlalu cepat itu terjadi sindrom yoyo. Jadi kalau terlalu cepat, naiknya lagi jadi lebih cepat bahkan lebih banyak. Jadi kita anjurkan penurunan berat badan gradual tapi tetap dipertahankan penurunan berat badannya sesuai dengan yang diinginkan," papar dokter Suas.

Walau begitu, penurunan berat badan secara drastis sebenarnya tak berpengaruh secara langsung terhadap sistem imun.

Tetapi, orang yang mengalami berat badan berlebih atau bahkan obesitas memang sudah menyebabkan imunitas menurun.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami