search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Unwar Target Jadi Kampus Rujukan Penelitian Ekowisata
Senin, 8 Maret 2021, 15:55 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Universitas Warmadewa (Unwar) memasang target menjadi kampus rujukan penelitian ekowisata di dunia. 

Target ini menjadi salah satu upaya mewujudkan visi Unwar yaitu Menjadi Universitas bermutu yang berwawasan ekowisata dan berdaya saing global tahun 2034.

“Kami ingin memberi sumbangan signifikan di bidang ekowisata. Menjadikan Universitas Warmadewa sebagai rujukan penelitian ekowisata,” kata Direktur Warmadewa Research Centre (WARC) I Nyoman Gede Mahaputra, ST., M.Sc., P. hD dalam sosialisasi hibah penelitian Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali tahun 2021 di Denpasar pada Senin (8/3).

Menurut Mahaputra, guna mewujudkan target tersebut maka penelitian-penelitian di Unwar kedepan akan berbasis ekologi atau mengedepankan aspek lingkungan. Penelitian mesti berbasis keberlanjutan yang dapat dilihat dari masing-masing empat dimensi yaitu lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya. 

Penelitian juga berbasis keberagaman yaitu keberagaman dalam melibatkan keterlibatan masyarakat, budaya dan pengetahuan masyarakat lokal, dan aspek non-human. Tema penelitian nantinya akan mengarah pada perkembangan ilmu pengetahuan serta pemetaan penelitian dan praktek ekotourism di Bali dan Indonesia. 

Menggali nilai-nilai pengetahuan dan kearifan lokal, proses, dan institusi yang berpengaruh terhadap praktek-praktek ekowisata.
Mahaputra menegaskan tema penelitian juga akan diarahkan pada Analisa kritis penunjang ekowisata dalam aspek kesehatan, infrastruktur, sosial-politik, kebijakan, hukum, ekonomi, bahasa dan sastra, pertanian dan peternakan, kemaritiman, serta pembangunan dan ruang yang memiliki kesadaran terhadap lingkungan. 

Analisa kritis terhadap wilayah yang dilindungi tapi telah diprivatisasi atau dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi.

“Termasuk nanti hingga analisa kritis berbasis ekologi (nature-based) dan berbasis komunitas (community based) pada dampak dari ekowisata pada bidang kesehatan, infrastruktur, sosial-politik, kebijakan, hukum, ekonomi, bahasa dan sastra, pertanian dan peternakan, kemaritiman, serta pembangunan dan ruang,” tegas Mahaputra.

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami