search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
10 ABG dari SMP Hingga SD Kepergok Balap Liar di Ungasan
Rabu, 31 Maret 2021, 21:20 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Tidak hanya Polisi yang melakukan tindakan tegas terhadap gerombolan trek-trekkan, petugas Linmas Desa Ungasan Kuta Selatan juga melakukan hal serupa. 

Seperti yang dilakukan petugas Linmas Desa Ungasan Kuta Selatan ini terhadap 10 anak baru gede (ABG) yang rata-rata berstatus pelajar SD hingga SMP. Ke-10 ABG itu kepergok balap liar di kawasan Jalan Bali Cliff-Ungasan pada Selasa (30/3) sekitar pukul 18.00 WITA. 

Bahkan, aksi trek-trekkan itu viral di media sosial (medsos) Instagram Desa Ungasan yakni @InfoUngasan. Di Instagram tersebut juga mengunggah foto-foto dan rekaman video saat ABG tersebut diamankan. 

Dalam tulisan di akun disebutkan bahwa pelaku yang diberikan sanksi rata-rata masih SMP. Masih dalam unggahan itu, terlihat anak-anak yang terlibat balap liar diberikan hukuman berupa push-up. 

"Pelakunya rata-rata masih SMP bahkan masih ada yang duduk di bangku SD, anak-anak yang rata-rata usianya belasan tersebut diamankan bersama motornya dan diarahkan ke kantor Desa untuk diberi pembinaan,” tulis akun tersebut.

Menurut Prebekel Desa Ungasan I Made Kari, para ABG itu diamankan petugas patroli Satlinmas Desa Ungasan. Mereka awalnya dipergoki sedang balapan liar di kawasan Jalan Bali Cliff-Ungasan. 

"Ya mereka diamankan karena menggelar trek-trekan," beber Made Kari kepada wartawan, Rabu (31/3/2021). 

Diungkapkannya, tindakan tegas itu dilakukan sebagai efek jera agar tidak mengulangi perbuatan serupa. "Ada 10 orang yang kami tindak dalam batas pembinaan dan edukasi, tidak dilaporkan kepada polisi," ujarnya. 

Hal itu dilakukan (tidak lapor Polisi) mengingat pelakunya masih anak-anak yang belum mengetahui akan keselamatan diri sendiri dan justru membahayakan orang lain. 

“Pembinaan dilakukan di hadapan orang tua atau walinya yang di panggil saat itu  dan sekaligus di beri tugas dan tanggung jawab kepada anaknya untuk tetap diawasi,” tegasnya. 

Penegasan lainnya, ke-10 ABG tersebut diberikan ultimatum agar tidak melakukan hal serupa di kemudian hari. "Mereka diberikan ultimatum secara lisan bila tertangkap lagi akan diserahkan langsung ke pihak Kepolisian," ungkapnya.

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami