search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Desa Ini Banyak Yang Jadi Miliarder dari Usaha WC Umum
Kamis, 1 April 2021, 16:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Warga Desa Ini Banyak Yang Jadi Miliarder dari Usaha WC Umum

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Sekilas, desa yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya ini terlihat seperti desa-desa pada umumnya. Namun siapa sangka jika desa ini dihuni banyak miliarder.

Desa yang dihuni miliarder ini adalah Desa Kiarajangkung, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya. Beberapa miliarder yang tinggal di desa ini memiliki usaha yang mungkin terdengar sepele, yakni toilet WC umum.

Dari 3,892 jiwa yang tinggal di desa tersebut, berderet nama juragan WC umum yang sudah dikenal luas. Sebut saja Hasan, One dan Cecep Ruhimat.

Solihin (45) warga Desa Kiarajangkung mengatakan, sejak 1980-an, banyak warga yang merantau ke kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bogor untuk mengadu nasib. Berbekal modal yang dibawa dari kampung halaman, mereka membangun bisnis WC umum.

"Seingat saya itu tahun 1980 an, sudah banyak yang usaha menyewakan toilet (WC umum) di kota. Bahkan sampai sekrang ada beberapa bos yang punya lebih dari 20 lapak toilet," kata Solihin, Kamis (1/4/2021).

Adanya juragan WC umum di kota besar berdampak juga pada kehidupan masyarakat terutama anak muda. Banyak anak muda yang lulusan SMA dan SMP diajak untuk bekerja sebagai penunggu. Bukan hanya di wilayah barat, juragan WC umum juga bahkan membuka usahanya ke wilayah Yogyakarta, Madiun, dan Surabaya.

“Bukan di Jakarta saja, ada juga yang di Surabaya. Pegawainya warga dari sini, Alhamdulilah bisa menyerap tenaga kerja," ujar Solihin.

Nana Sumarna (40) warga lainnya mengatakan, bisnis penyewaan WC umum diawali Uju sekitar tahun 1980. Awalnya, Uju hanya bekerja sebagai penjual air keliling di Jakarta.

Setiap hari, Uju membeli air dari WC umum milik warga Jakarta. Dari situ, Uju memiliki keinginan untuk membuka usaha WC umum. Dengan modal seadanya, Uju memberanikan diri menyewa WC di SPBU dengan sistem bagi hasil.

“Setahu saya itu awalnya dirintis oleh Pak Uju (almarhum) tahun 80 an di Jakarta," ujarnya.

Bisnis WC umum yang dikelola Uju terus berkembang. Uju pun mengajak warga lainnya untuk bekerja sebagai penjaga. Ingin memiliki pengalaman dan mandiri, warga yang awalnya bekerja sebagai penjaga beralih profesi menjadi pemilik.

“Sekitar 25% warga usaha toilet di Jakarta," ujar Nana.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami