search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sering Mendapat Komentar Cabul, Wanita Ini Kesal
Sabtu, 8 Mei 2021, 14:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Sering Mendapat Komentar Cabul, Wanita Ini Kesal

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang konten kreator TikTok dan konselor laktasi bersertifikat muak dengan komentar cabul dari pengikutnya yang menuliskan komentar jorok.

Menyadur Malay Mail, Sabtu (8/5/2021) Nad Masrom bercuit di Twitter untuk mengungkapkan rasa jijiknya atas komentar mesum yang sering dia dapatkan dari para pengikut prianya.

Dalam postingan yang panjang, konselor berusia 35 tahun itu mengecam para warganet yang menulis komentar yang berbau seksual.

"Normalisasi pornografi?" Nad dengan sinis bertanya kepada para pengikutnya di Twitter.

Dia kemudian mengakui bahwa komentar seksual di akun TikTok-nya, yang memiliki 55.000 followers, menjadi masalah besar.

"Beberapa orang mengatakan bahwa saya yang harus disalahkan. Apakah masih kesalahan wanita ketika pria yang berpikiran kotor tidak bisa mengendalikan nafsu mereka?" dia bertanya.

Nad juga membagikan beberapa komentar vulgar yang dituliskan followernya di bawah video pendidikannya yang ditujukan untuk ibu menyusui.

Beberapa warganet menuliskan komentar "bisakah saya menggosoknya?" dan "Saya perlu melihat tutorial dengan yang asli", mengacu pada payudara wanita.

"Sampai kapan kita ingin membiarkan kecabulan ini menjadi hal yang normal?" ujar Nad di akun Twitternya.

Nad mengungkapkan bahwa mayoritas penontonnya di TikTok adalah wanita, 70 persen di antaranya berusia antara 18 dan 27 tahun.

Konten kreator tersebut juga mengungkapkan bahwa dia pernah diminta oleh seseorang untuk keluar dari TikTok demi menjaga martabat perempuan.

Namun dia menolaknya dan mengatakan jika tujuannya adalah untuk berbagi ilmu tentang laktasi, membantu para ibu, dan bukan untuk mendapatkan like.

Praktisi kesehatan tersebut juga mengatakan ada motivasi pribadi di balik dia membuat video edukasi karena ia tidak mau jika wanita lain gagal seperti dirinya.

"Mungkin karena saya trauma dengan kehilangan anak pertama saya, jadi saya terlalu bersemangat untuk berbagi pengetahuan dengan orang lain." pungkasnya.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami