Optimisme Petani Kangkung di Pengambengan, Meski Hasil Minim
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Di saat kondisi seperti ini, tidak sedikit orang harus beralih profesi. Namun berbeda dengan yang dilakukan oleh pemilik lahan usaha kangkung Misbah (65) dan anaknya Muhammad Ali Imron (36) di Banjar Kepala Balian, Desa Pengambengan yang tetap mempertahankan lahan sebagai petani kangkung di lahan seluas 8 are.
Sebagai petani tanam palawija berupa kangkung Muhammad Ali Imron bersama ayahnya tak pernah surut menanam kangkung. Walau di bilang hasil tak seberapa, ia masih teguh tak harus surut melakoni hidup sebagai seorang petani.
Muhammad Ali Imron menjelaskan, sistem petani kangkung adalah model tanah petak dengan masa panen 20-25 hari. Sudah hampir 15 tahun ia menggeluti usaha petani kangkung. Jika kangkung bagus maka akan menghasilkan nominal keuntungan Rp1 juta itupun juga belum termasuk pembelian bibit dan pupuk. Hasil panen sudah ada yang mengambil serta mengikat untuk langsung dipasarkan.
"Kesulitan para petani usaha kangkung adalah di saat membajak tanah sawah, masih dengan sistem tradisional menggunakan pacul. Sebenarnya menggemburkan tanah yang baik menggunakan traktor kecil untuk bajak sawah seluas 8 are ini," jelasnya.
Selain petani kangkung, ia juga memelihara kambing berjumlah 4 ekor yang terdiri dari 2 pejantan dan 2 betina yang fungsinya mengantisipasi ketika kangkung yang rusak bisa dipakai pakan kambing. Dan kambing peliharaan juga dijual, biasanya di saat musim hari raya qurban.
"Sebagai petani kangkung yang hasilnya juga kurang mencukupi malah bisa menjadi pekerja serabutan. Karena saat tanam kangkung kesulitannya adalah ketika musim penghujan dimana hasil tak bagus juga sawah sampai terendam banjir," keluhnya.
Reporter: bbn/jbr