Taiwan Daur Ulang Masker Bekas Jadi Charger Ponsel
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Dua perusahaan di Taiwan berkolaborasi untuk menciptakan charger ponsel yang terbuat dari masker bekas. Fubon Financial Holding Co. Taiwan dan Miniwiz bekerja sama untuk membuat pengisi daya telepon dari masker bedah daur ulang.
Proyek untuk tujuan ekonomi sirkular ini merupakan bagian dari ulang tahun ke-60 Fubon Financial Holding. Bekerja sama dengan Miniwiz Taiwan, perusahaan ramah lingkungan yang mendaur ulang limbah menjadi produk konstruksi dan konsumen, keduanya berkolaborasi membuat pengisi daya telepon dari masker bekas.
Ketua Fubon Financial Holding Daniel Tsai () mengatakan limbah medis menjadi masalah besar di seluruh dunia, sembari menunjuk pada masker bedah dan masker wajah, khususnya. Dengan teknologi inovatif yang dikembangkan oleh Miniwiz, mereka mendirikan tempat daur ulang di gedung perkantoran Fubon untuk mengumpulkan masker bekas.
Mereka kemudian mengubahnya jadi charger berwarna-warni sebagai hadiah ulang tahun untuk karyawan. Tsai berharap latihan ini akan mengajarkan masyarakat tentang keberlanjutan dan manfaat bagi lingkungan. Dia juga ingin meningkatkan kesadaran penggunaan listrik melalui penggunaan produk pengisian.
Miniwiz telah memenangkan pengakuan internasional untuk produk daur ulangnya. Pendiri perusahaan Arthur Huang () juga ditampilkan dalam film dokumenter, "Going Circular."
“Setiap tiga menit kami bisa membuat charger dari masker wajah yang bisa mengurangi sampah,” kata Huang. “Mengubah sampah lokal menjadi produk yang bernilai adalah tujuan akhir.”
Karena pandemi, proses konstruksi menjadi lebih otomatis menggunakan sistem daur ulang AI yang disebut "ROBIN" dan "TRASHPRESSO mini".
Pengusaha tersebut merujuk animasi Disney "WALL-E" sebagai contoh, "Gambar robot dengan mata besar yang mengumpulkan sampah dan mengubahnya menjadi sesuatu yang berguna adalah masalah besar bagi setiap insinyur."
Huang mengatakan jika orang terus mengkonsumsi sumber daya alam secara berlebihan dan menghasilkan terlalu banyak limbah, distopia tidak jauh lagi.(sumber: suara.com)
Reporter: bbn/net