search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sejarah Pasar Payuk dan Wanasari, Pasar dengan Arus Urbanisasi
Kamis, 6 Januari 2022, 14:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/Sejarah pasar payuk dan wanasari, Pasar dengan Arus Urbanisasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pasar Payuk yang kini dikenal sebagai Pasar Badung, punya sejarah erat terkait penyebraan islam di Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar.

Awalnya penduduk Dusun Wanasari adalah pedagang berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa, Madura, Lombok, dan bahkan etnis Cina yang mendiami wilayah pasar khususnya Pasar Payuk. 

Catatan sejarah itu tertulis dalam sebuah artikel ilmiah bertajuk “Dusun Islam Wanasari di Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar, Bali (Latar Belakang Sejarah, Dinamika, serta Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA)” yang dipublikasikan dalam Jurnal Pendidikan Sejarah (Widya Winayata), Volume 8, Nomor 2 Tahun 2017. Artikel tersebut ditulis oleh Asviani, Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A, dan Dra. Desak Made Oka Purnawati, M.Hum dari Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.


Penulis buku tersebut menyajikan kronologis bagaimana wilayah Pasar Payuk dipenuhi pendatang. Kemudian tanggpan dari Raja Badung dengan menawarkan tempat kepada masyarakat yang berada di sekitar Pasar Payuk untuk memilih antara dua wilayah yakni wilayah Wanasari dan wilayah Pemecutan.

Dilihat dari Persentasenya 75% masyarakat sekitar Pasar Payuk memilih untuk menempati wilayah Wanasari, Hal ini dikarenakan Wanasari merupakan tempat yang dekat dengan perairan dan air merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan.


Melihat ingar bingar ibukota yang makin padat, mengangkat arus urbanisasi. Persentase terbesar datang dari urbanisasi penduduk yang tidak terencana dan terkendali. Mereka umumnya bekerja pada sektor informal tanpa keterampilan dan tidak bermodal. Masyarakat inilah yang mendiami wilayah Pasar Payuk dan kemudian dipindahkan ke wilayah Wanasari. Masyarakat di wilayah Wanasari tersebut akhirnya membangun sebuah pemukiman yang diberi nama Kampung Jawa.


Dalam perkembangannya, untuk menghilangkan identitas kesukuan, dan menghindari perpecahan di antara kaum penduduk Kampung Jawa, maka nama dari Kampung Jawa diganti menjadi Kampung Wanasari. Nama Wanasari diambil dari nama tempat tersebut yakni wilayah Wanasari.
 

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami