search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Medisata: Tren Berobat ke Luar Negeri di 2022 akan Naik Perlahan
Jumat, 28 Januari 2022, 14:05 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Medisata: Tren Berobat ke Luar Negeri di 2022 akan Naik Perlahan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Berobat ke luar negeri bisa menjadi opsi untuk pasien yang menginginkan opsi pengobatan berbeda atau second opinion dari dokter-dokter berpengalaman dan kompeten di luar sana. 

 

Untuk negara yang dituju, kebanyakan pasien dari Indonesia memilih untuk berobat ke Malaysia dan Singapura yang punya sederet rumah sakit modern dan layanan berkualitas. Sayangnya, tren ini terputus karena corona virus yang melanda dunia. 

Lalu, apakah tren ini bisa ada lagi di tahun 2022? Berikut penjelasan detail dari Medisata, penyedia layanan medical tourism ke Malaysia dan Singapura.

Sebelum Covid-19

Koordinator Fasyankes Rujukan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes dalam webinar Indonesia Sustainable Development Day 2021 di bulan November 2021 lalu menyebutkan bahwa sekitar 600 ribu sampai dengan 1 juta penduduk Indonesia yang mencari pengobatan ke luar negeri.

Hal terkait juga disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin saat menjadi salah satu pembicara dalam Rapat Koordinasi Badan Layanan Umum 2021 yang menyatakan bahwasannya Indonesia merupakan kontributor terbesar untuk kunjungan medis ke luar negeri. Total pengeluarannya mencapai Rp 161 triliun/tahun (US$ 11,5 miliar/tahun) dan 80% kunjungan adalah ke Malaysia.

Sejak Covid-19 (Maret 2020)

02 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya warga Indonesia yang terjangkit virus corona untuk pertama kalinya. Dan, sejak saat itu, kasus-kasus positif Covid-19 terus bermunculan dan pemerintah pun mulai menutup akses (lockdown) di sejumlah wilayah, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Palembang, dan kota-kota lainnya guna menghambat penyebaran pandemi. 

Hal ini memaksa warga tidak bisa bepergian baik antar wilayah maupun ke luar negeri dengan mudah. Kondisi ini semakin parah dengan ditutupnya jalur penerbangan dalam negeri maupun dari sejumlah negara tujuan, seperti Uni Emirat Arab, Inggris, Malaysia, Hong Kong, Bahrain, Singapura, dan lain-lain untuk warga Indonesia.

Seiring waktu, penyebaran virus Covid-19 semakin terkontrol, maka baik pemerintah Indonesia dan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura membuka perbatasan mereka secara terbatas. Mulai ada segelintir pasien yang mencoba untuk berobat keluar negeri.

 

Tahun 2022 

Pemerintah Indonesia sudah bekerja keras untuk mendistribusikan vaksin kepada seluruh warga guna mengendalikan penyebaran virus berbahaya ini. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tanggal 26 Januari 2022, terdapat 126.172.793 orang yang sudah menerima dosis lengkap. 

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga sudah memutuskan program suntikan dosis ketiga atau booster vaksin Covid-19 kepada masyarakat yang akan dimulai tanggal 12 Januari 2022. Program ini diharapkan dapat benar-benar melindungi masyarakat dari virus corona.

Dengan semakin tingginya jumlah penduduk yang sudah divaksinasi, masyarakat mulai bisa traveling kembali baik domestik maupun keluar negeri dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. 

“Jadi trend berobat keluar negeri pun akan perlahan meningkat kembali di 2022 ini walau tentunya butuh waktu hingga balik ke situasi sebelum COVID-19,” ucap Medisata Indonesia. 

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami