search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pasar Tua di Kota Negara, Ada Nilai yang Tak Termakan Zaman
Kamis, 2 Juni 2022, 15:55 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pasar Tua di Kota Negara, Ada Nilai yang Tak Termakan Zaman.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Pasar Tua yang dulu dikenal dengan nama Pasar Toko Muda di Kelurahan Banjar Tengah, di pusat kota Negara dari zaman kerajaan Puri Negara hingga kini masih lestari. 

Meski hanya beberapa puluh pedagang yang menjual beragam jenis dagangan yang bertahan mulai jajanan, sayur, buah, daging, ikan laut, dan juga kebutuhan banten serta bunga sarana sembahyangan. 

Salah satunya, Ni Kadek Sutarmi (56) asal Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara berjualan jajanan khas Bali khusus upakara. Ia berjualan dari 06.00 WITA hingga tutup pukul 20.00 WITA. Hasilnya, bisa dikatakan cukup menghidupi keluarga dan membantu menambah penghasilan suami. 

"Walau baru berjualan 7 tahun tapi pelanggan cukup lumayan banyak. Dengan penghasilan rata-rata perhari Rp200 ribu. Tetapi jelang hari raya sepeti Galungan bisa lebih hingga mencapai Rp1 juta. Dan tidak hanya itu saja saat purnama dan tilem di hari persembahyangan umat Hindu," jelasnya. 

Sutarmi juga mengutarakan, untuk jajanannya dibuat sendiri dan ada juga yang nitip jajanan kampung olahan dari warga sekitar pasar. Meski ada petugas kebersihan untuk menata pasar agar tidak kumuh, untuk toiletnya dinilai yang perlu sedikit perbaikan. 

"Walau luang lingkup kecil, pasar ini tetap menjadi daya tarik para pembeli dan pedagang. Sementara tanah milik Puri terjaga dengan baik serta terpelihara, sebagai pasar tua yang sangat tradisional. Saat ini usia sudah 56 tahun, saat kecil pasar tua ini sudah ada di zaman kerajaan Puri Negara," katanya.

Kemungkinan besar saat itu, katanya, sistem niaga dilakukan dengan cara barter (bertukar barang-red). Dimana para nelayan pesisir membawa hasil tangkapan di bawa ke pasar bertukar barang dengan para petani sawah ataupun kebun. Hingga kini nilai-nilai tradisional pasar rakyat bertahan di era zaman serba instan. 

Sementara, salah satu pembeli, Sinta mengatakan, semaraknya toko berjaringan tak membuat masyarakat di sekitar beralih. Kelebihannya tentu ada sistem tawar menawar saat transaksi. Nilai inilah yang perlu dijaga agar tetap lestari.

"Peran masyarakat dan pemerintah lah yang pegang peran agar kelestarian dan keamanan serta ruang lingkup yang asri tetap di jaga. Jangan hanya di asal ubah, akan tetapi malah konsumen enggan berbelanja. Mari sama-sama menjaga serta lestarikan nilai pasar tradisional. Apalagi ini pasar tua yang penuh dinamika dari zaman ke zaman," pungkasnya.

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami