Pidato Zelensky: Ukraina Terlahir Kembali Saat Diserang Rusia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Ukraina memperingati hari kemerdekaan bertepatan dengan 6 bulan serangan Rusia ke negara tersebut.
Menandai ulang tahun ke-31 Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan bahkan Ukraina "dilahirkan kembali" ketika Rusia menyerang enam bulan lalu. Dalam pidatonya tersebut, dia pun bersumpah untuk mengusir pasukan Moskow sepenuhnya.
Adapun peringatan hari kemerdekaan tersebut berada di bawah bayang-bayang gempuran Rusia melalui ancaman serangan rudal ke kota-kota besar di Ukraina. Kota terbesar kedua Kharkiv berada di bawah jam malam setelah berbulan-bulan dibombardir.
"Sebuah bangsa baru muncul di dunia pada 24 Februari pukul 4 pagi. Ia tidak dilahirkan, tetapi dilahirkan kembali. Sebuah bangsa yang tidak menangis, menjerit atau ketakutan. Bangsa yang tidak melarikan diri, tidak menyerah, dan tidak lupa," kata Zelensky dalam pidatonya, dikutip Reuters, Rabu (24/8/2022).
Pemimpin berusia 44 tahun itu berbicara di depan monumen utama kemerdekaan Kyiv dengan seragam tempur khasnya, bersumpah untuk merebut kembali wilayah yang diduduki di Ukraina Timur serta Semenanjung Krimea, yang dicaplok Rusia pada 2014.
"Kami tidak akan duduk di meja perundingan karena takut, dengan pistol ditodongkan ke kepala kami. Bagi kami, besi yang paling mengerikan bukanlah rudal, pesawat, dan tank, tetapi belenggu. Bukan parit, tetapi belenggu," tegasnya.
Baca juga:
Jerman Terancam Kedinginan dan Gelap Gulita
Dia dan istrinya kemudian menghadiri kebaktian di katedral St. Sophia di Kyiv bersama dengan para pemimpin agama dari semua agama utama Ukraina.
Di sisi lain, Rusia telah membuat beberapa kemajuan di Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, setelah pasukannya didorong mundur dari Kyiv pada minggu-minggu awal perang. Tentara Ukraina di garis depan di timur mengatakan mereka lebih termotivasi daripada musuh mereka.
"Semua rakyat kami bersorak untuk kami. Seluruh negara, dan negara-negara lain yang membantu kami juga. Semangat juang kami lebih besar dari mereka," kata seorang tentara bernama Yevhen kepada Reuters.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada pertemuan para menteri pertahanan di Uzbekistan bahwa Rusia sengaja memperlambat apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina untuk menghindari korban sipil.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net