search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI
Kamis, 29 September 2022, 14:43 WITA Follow
image

bbn/kompas.com/7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Pahlawan revolusi merupakan gelar yang diberikan oleh pemerintah Indonesia khusus kepada mereka yang gugur pada peristiwa G30S PKI.

Setidaknya terdapat tujuh korban dari salah satu peristiwa yang paling memilukan di dalam sejarah Indonesia. Pada peristiwa tersebut, PKI menculik para anggota militer tersebut hingga akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di sumur Lubang Buaya.

Untuk menghormati jasa para pahlawan yang gugur, pemerintah pada 5 Oktober 1965 mengeluarkan surat Keputusan Presiden RI No III/Koti/Tahun 1965 yang mengumumkan bahwa tujuh sosok yang gugur mendapatkan pangkat anumerta dan dinyatakan sebagai pahlawan revolusi.

Berikut daftar 7 pahlawan revolusi yang menjadi korban kekejaman peristiwa G30S PKI.

1. Jenderal Ahmad Yani

Pahlawan Revolusi yang pertama adalah Jendral Ahmad Yani. Ahmad Yani lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 19 Juni 1922 silam. Karier militernya dimulai dengan mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Ahmad Yani kemudian diangkat menjadi komandan Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto. Ia terlibat dalam beberapa operasi penting pasca-Indonesia merdeka. Sebut saja pemberontakan PKI di Madiun 1948, penumpasan DI/TII di Jawa Tengah dan juga pemberontakan PRRI.

2. Letjen Raden Suprapto

Letjen Raden Suprapto lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920 silam. Ia pernah mengenyam pendidikan militer di Akademi Militer Kerajaan di Bandung. Pada awal kemerdekaan, Suprapto turut aktif dalam perebutan senjata Jepang dan menjadi ajudan dari Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Letjen Suprapto pernah menjabat sebagai Deputi Kepala Staf AD di Sumatra, Kepala Staf Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang, dan pernah menjabat sebagai Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Darat.

3. Letjen S. Parman

Pemilik nama lengkap Siswondo Parman ini lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918 silam. Setelah Indonesia merdeka, S. Parman lantas turut bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang menjadi cikal-bakal Tentara Nasional Indonesia.

Dalam menimba ilmu kemiliteran, S. Parman pernah dikirim untuk mengikuti Sekolah Militer di Amerika Serikat pada 1951. Ia juga pernah dikirim ke Inggris sebagai perwakilan Kedutaan Indonesia di sana.

4. Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono

Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono atau yang lebih dikenal dengan nama M.T Haryono merupakan pahlawan revolusi kelahiran Surabaya, Jawa Timur, pada 20 Januari 1924.

Sebelum bergabung dengan kemiliteran, M.T Haryono pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Kedokteran atau Ika Dai Gaku di Jakarta.

Berkat kelihaiannya dalam menguasai bahasa asing, pahlawan yang namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan ini kerap mengikuti perundingan yang diadakan Indonesia dengan pihak Belanda maupun Inggris.

5. Mayjen Donald Isaac Pandjaitan

Mayjen Donald Isaac Pandjaitan atau D.I Pandjaitan lahir pada 9 Juni 1925 di Balige, Tapanuli, Sumatra Utara. D.I Pandjaitan juga menjadi salah satu sosok yang membentuk Tentara Keamanan Rakyat dan diangkat menjadi Komandan Batalyon.

Sederet posisi penting pernah diembannya. Sebut saja Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi, Kepala Staf Umum IV Komandan Tentara Sumatera, dan pernah ditugaskan sebagai atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat.

6. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo

Mayjen Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen, Jawa Tengah pada 28 Agustus 1922. Seperti para pendahulunya, setelah kemerdekaan Indonesia, Sutoyo bergabung dengan TKR pada bagian kepolisian dan menjadi anggota Corps Polisi Militer pada saat itu.

Selain menjabat sebagai Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo, Sutoyo juga pernah menjadi ajudan dari Kolonel Gatot Subroto.

7. Kapten Pierre Tendean

Pahlawan revolusi yang terakhir adalah Kapten Pierre Tendean. Pierre Tendean lahir di Jakarta, 21 Februari 1939.

Setelah lulus dari Akademi Militer pada 1962, ia lantas mendapatkan mandat untuk menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan.

Peristiwa kelam G30S PKI yang turut menyeretnya terjadi pada saat ia menjadi ajudan Jenderal Nasution yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata. (Sumber: CNN Indonesia)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami