search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Alasan Sri Mulyani Bilang Pengelolaan Uang Negara Kian Rumit
Selasa, 1 November 2022, 09:59 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Alasan Sri Mulyani Bilang Pengelolaan Uang Negara Kian Rumit

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Dalam peringatan Hari Oeang RI Ke-76, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeluhkan tantangan menghadapi krisis yang tidak mudah. Semua kebijakan fiskal dan keuangan negara harus adaptif, fleksibel, namun tetap akuntabel dan transparan.

Melihat tantangan ini, mantan Kepala Bappenas tersebut mengimbau jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dapat mengelola kebijakan fiskal dengan baik lagi.

Dia berpesan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan keuangan negara tidak boleh menjadi sumber masalah. Sri Mulyani berharap Kemenkeu harus menjadi instrumen yang memberikan jawaban dan solusi terhadap berbagai tantangan krisis ekonomi hari ini dan ke depan.

"Tidak boleh Kementerian Keuangan menjadi sumber masalah. Sinergi kolaborasi antar unit dan kemampuan harus terus diasah, karena memang yang dihadapi oleh keuangan negara akan semakin tidak konvensional," jelas Sri Mulyani dalam sambutannya dalam Upacara Peringatan Hari Oeang RI Ke-76, Senin (31/10/2022).

Menurutnya, tata kelola keuangan negara yang semakin tidak konvensional tersebut artinya pengelolaan keuangan negara akan semakin rumit alias tidak mudah.

Oleh sebab itu, Sri Mulyani meminta kepada jajaran Kementerian Keuangan untuk bisa mengasah dirinya, terus memperbaiki kemampuan analitiknya. Selain itu, Kemenkeu harus mampu bekerjasama, bersinergi, berkolaborasi, dan memiliki mindset sebagai bagian dari solusi.

Pasalnya, ekonomi Indonesia ke depannya akan dihadapkan pada persoalan krisis ekonomi yang tidak mudah. Berbeda dari krisis-krisis yang sudah pernah menimpa Indonesia sebelumnya, papar Sri Mulyani.

Dia menceritakan bahwa Indonesia telah diuji dengan tantangan, mulai krisis moneter pada tahun 1997-1998, diuji dengan gejolak naik turunnya harga komoditas. Indonesia juga berhadapan dengan gejolak krisis global tahun 2008-2008.

"Dan sekarang kita diuji dengan pandemi, serta kondisi geopolitik, serta tantangan resesi global. Ini bukan sebuah tantangan yang mudah, polanya berubah," jelas Sri Mulyani.

"Kita akan menghadapi tantangan yang sekarang pun sudah terasa, climate change. Perubahan iklim yang akan sangat mempengaruhi negara dan perekonomian, serta kesejahteraan rakyat," tegas Sri Mulyani.

Belum lagi, kata Sri Mulyani transformasi teknologi digital, yang juga harus direspon dengan cepat. "Ini semuanya adalah tantangan yang harus kita respon sebagai pengelola keuangan negara," ucapnya. Dia berharap jajarannya siap menghadapi tantangan tersebut.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami