search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penduduk Hong Kong Gelar Aksi Solidaritas Untuk Warga Cina
Selasa, 29 November 2022, 07:36 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Penduduk Hong Kong Gelar Aksi Solidaritas Untuk Warga Cina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Sejumlah orang berkumpul di pusat Hong Kong dan di kampus universitas besar untuk melakukan aksi solidaritas terhadap demonstrasi yang digelar di Cina. Mereka mendukung sikap penduduk Tiongkok yang menolak pembatasan alias lockdown penanganan Covid-19 secara ketat.

Mahasiswa di Chinese University of Hong Kong meneriakkan slogan-slogan dalam bahasa Kanton, bahasa lokal Hong Kong, dan Mandarin.

"Jangan berpaling. Jangan lupa. Kami bukan pasukan asing. Kami pemuda Tionghoa," teriak mereka, dikutip dari AFP, Selasa (29/11)/

Para pengunjuk rasa di universitas juga mengadopsi slogan yang tertulis di spanduk yang digantung di atas jembatan Beijing tepat sebelum Kongres Partai Komunis pada Oktober 2022 lalu.

"Kami menginginkan kebebasan, bukan tes asam nukleat. Kami adalah warga negara, bukan budak."

Sebagian besar memegang selembar kertas putih di depan wajah mereka, praktik yang diadopsi oleh pengunjuk rasa di Cina. Barisan lilin membentuk angka "1124" untuk melambangkan 24 November, tanggal kebakaran di Urumqi yang menewaskan 10 orang. rakyat.

Di distrik komersial utama Hong Kong, sekelompok kecil penduduk yang memegang kertas putih ditangkap oleh polisi, yang mencatat nama mereka saat pengunjuk rasa terus berdiri diam dan menentang peringatan tentang larangan pertemuan publik.

"Saya ingin meratapi para korban kebakaran Urumqi dan menunjukkan dukungan bagi mahasiswa dan warga yang melakukan protes di daratan (Cina)," kata seorang demonstran kepada wartawan.

Peserta lain mengangkat plakat besar dengan kata-kata tulisan tangan yang berbunyi: "Jika mereka tidak takut, mengapa saya harus? Saya orang Hong Kong. Saya keluar karena hati saya sakit."

Sejak akhir pekan lalu orang-orang turun ke jalan di kota-kota besar Cina hingga kampus-kampus. Ini merupakan gelombang protes yang tak pernah terlihat sejak unjuk rasa pro-demokrasi pada 1989 lalu.

Demonstrasi sporadis ini dilaporkan pertama kali dipicu oleh kebakaran apartemen di Urumqi, Xinjiang, yang menewaskan 10 orang pada pekan lalu itu. Para warga menganggap korban berjatuhan karena petugas pemadam kebakaran terlambat tiba di lokasi lantaran terhambat lockdown yang terlalu ketat.

Sejak itu, amarah publik terus meluas secara spodaris hingga ke Ibu Kota Beijing, Guangzhou, bahkan Shanghai selama akhir pekan kemarin.

"Turun, Xi Jinping! Turun, Partai Komunis!" teriak banyak pedemo di Shanghai pada Minggu (27/11).

Pada Sabtu, demonstran pecah di Shanghai, tepatnya di jalan Wulumuqi yang merupakan Urumqi dalam bahasa Mandarin.

Tak peduli dengan tekanan aparat, massa malah makin besar menjelang malam hari. Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti, "Xi Jinping mundur! Partai Komunis Cina mundur!"

Para demonstran juga mengacungkan kertas putih, melambangkan sistem sensor yang terlampau ketat di Cina. Mobil-mobil yang melintas membunyikan klakson, tanda dukungan bagi para demonstran.

Pada Senin (28/11) dini hari sekitar pukul 02.00, polisi paramiliter mulai diterjunkan untuk membantu aparat mengamankan demonstrasi. Sejumlah pedemo dan wartawan, termasuk jurnalis asing, juga dilaporkan ditahan polisi Cina selama demonstrasi tersebut.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami