search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kasus Korupsi SPI Unud, GPS Pertanyakan Cara Penghitungan Kerugian Negara
Senin, 20 Maret 2023, 16:25 WITA Follow
image

bbn/suara.com/Kasus Korupsi SPI Unud, GPS Pertanyakan Cara Penghitungan Kerugian Negara.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Gede Pasek Suardika (GPS) selaku alumni S2 Fakultas Hukum Universitas Udayana (unud) menyoroti kasus dugaan korupsi dana Sumbangan Pengembangan Institusi atau SPI yang menjerat Rektor Unud Prof. I Nyoman Gde Antara ditetapkan sebagai tersangka beserta tiga pejabat Unud lainnya. 

Ia menyinggung soal jumlah kerugian yang dihitung oleh pihak Kejaksaan yang dinilai tidak masuk akal.

"Jika kasusnya gratifikasi mungkin lebih masuk akal tapi jumlahnya kan nggak sampai ratusan miliar. Itu kasus korupsi lalu angkanya beda beda, lalu bagaimana menghitung kerugian negaranya?" ungkapnya, Senin (20/3/2023).

Ia menyebut ada kesan glorifikasi negatif untuk Unud di tengah proses rekrutmen mahasiswa baru saat ini.

Pasek Suardika juga berpendapat, potensi yang mungkin terjadi menurutnya paling tidak gratifikasi bukan korupsi sampai ratusan miliar. 

“Jika gratifikasi memang dilakukan maka dipertanggungjawabkan secara individu, seperti halnya kasus di Unila,” ungkapnya.

Pasek Suardika menilai langkah Unud melakukan praperadilan adalah langkah tepat dan banyak alumni Unud yang pasti bersedia membantu memulihkan nama baik Unud. Pembayaran SPI pasti masuk rekening resmi kampus bukan perseorangan, dan jalur mandiri muncul sebagai konsekuensi konsep perguruan tinggi menjadi BLU oleh negara. 

“Jika ada muatan lain di balik kasus ini sebaiknya diteliti dan dikaji dan dilawan bersama,” harapnya.

Bagi Pasek Suardika, banyak jaringan Unud yang bisa bekerja untuk membuktikan jika dugaan hidden agenda dibalik kasus yang sengaja dipublikasi dengan kerugian dahsyat saat Presiden Jokowi di Bali. 

“Tidak ada perencanaan tanpa agenda dan momentum bisa datang tetapi bisa juga diciptakan,” sentilnya.

Pasek Suardika yang dikenal mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mendorong agar segenap civitas akademika berjuang menjaga harkat martabat Unud sebagai kampus kebanggaan di Bali. Pasek Suardika mengakui keadilan tidak mudah dihadirkan tetapi harus tetap diperjuangkan. 

“Jangan lelah berjuang mencari keadilan, tidak selamanya juga aparat penegak hukum selalu benar walau memiliki banyak kewenangan,” pungkas Pasek Suardika.

Editor: Robby

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami