search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Seorang Pemuda Usia 19 Tahun Berat 200 Kg Belum Dievakuasi Karena Biaya
Kamis, 6 Juli 2023, 00:25 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Seorang Pemuda Usia 19 Tahun Berat 200 Kg Belum Dievakuasi Karena Biaya

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Pemuda pengidap obesitas, Ahmad Juwanto (19) yang berbobot 200 kilogram hanya bisa berbaring dan duduk di dalam rumahnya yang beralamat di Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Ahmad tidak bisa beraktivitas seperti teman-temannya yang memiliki berat normal karena bobotnya yang mencapai 200 kilogram tersebut.

Pada Jumat (30/6) lalu petugas medis dan jajaran Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat ) Jakarta Timur sempat hendak mengevakuasi Juwanto ke rumah sakit.

Namun karena pihak keluarga belum mendapat jaminan pembiayaan selama Juwanto menjalani perawatan di rumah sakit dari pemerintah daerah, sehingga tawaran tersebut sempat ditolak.

"Nanti soal biaya bagaimana. Dua tahun lalu sudah pernah berobat selama enam bulan, dapat bantuan. Tapi enggak ada perubahan. Cuman dibilang pola makan diatur," tutur Nenek Juwanto, Lina (54) seperti dikutip dari Antara, Rabu (5/7).

Pihak keluarga mengaku tidak menolak Juwanto dirawat di rumah sakit, namun pemerintah menjamin menanggung seluruh biaya pengobatan dan akomodasi karena ada keterbatasan ekonomi.

"Sebelum-sebelumnya orang dari puskesmas dan kelurahan datang, tapi kontrol kondisi saja. Kita mau bawa ke rumah sakit juga bagaimana, enggak ada biaya," tuturnya.

Ahmad Juwanto mengatakan mulai mengalami obesitas sejak SD, dan beratnya meningkat drastis hingga usia remaja.

"Sejak umur 10 tahun mulai obesitas. Waktu itu masih bisa beraktivitas sampai umur 17 tahun. Naik drastis (berat badan) umur 18 tahun," kata Juwanto.

Bobot tubuhnya sekarang membuat Juwanto tidak memungkinkan untuk berjalan, sehingga seluruh waktunya dihabiskan dengan berbaring dan duduk di ruang tamu rumah.

Keterbatasan ekonomi pihak keluarga dan obesitas diderita juga membuat Juwanto terpaksa putus sekolah.

Setelah sekolah swasta tempat Juwanto belajar tutup karena kekurangan murid, hingga kini Juwanto belum melanjutkan pendidikan ke jenjang kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sebelum beratnya lebih dari 200 kilogram pihak keluarga sebenarnya sudah berupaya membawa Juwanto ke sejumlah fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan medis.

Sudah tiga rumah sakit di wilayah Jakarta Timur didatangi, tapi karena tidak membuahkan hasil dan pihak keluarga terbebani dengan biaya akomodasi pengobatan pun terpaksa terhenti.

Nenek Juwanto, Lina (54) mengaku tidak mengetahui pasti penyebab obesitas yang diderita cucunya. Sejauh ini mereka tidak dapat berbuat banyak untuk memulihkan kondisi Juwanto.

Menurut dia, sejak masih duduk di Sekolah Dasar (SD) cucunya tersebut memang sudah mengalami obesitas dan bobotnya terus bertambah hingga dewasa.

"Memang badannya gede dari kecil sih, dari SD juga sudah besar badannya. Sudah kelihatan gede," tutur Lina.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami