search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bisikan Kaligrafi dari Meditasi Hening Made Wianta Dipamerkan di Sanur
Rabu, 30 Agustus 2023, 10:57 WITA Follow
image

beritabali/ist/Bisikan Kaligrafi dari Meditasi Hening Made Wianta Dipamerkan di Sanur.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sudakara ArtSpace berkolaborasi dengan keluarga Almarhum Made Wianta menghadirkan pameran lukisan kolaborasi “Whispering Calligraphy”, berlangsung dari 28 Agustus hingga 30 September 2023, di Sudakara ArtSpace, Sudamala Resort, Sanur, Denpasar 

Made Wianta merupakan salah satu pelukis kebanggaan Bali dan Indonesia. Karya kaligrafi Wianta dengan teknik brush struck dan cipratan warna-warna yang menakjubkan terlihat sangat kompromi ketika membangun ruang dalam medium dua dimensi. 

Huruf-huruf kanji jepang katagana hiragana adalah mula inspirasi yang tidak bisa dipisahkan. Sebagai spirit asia, Wianta seolah merasa terpanggil untuk mengolah keindahan kaligrafi Jepang dalam sebentuk karya seni rupa.

"Inspirasi terbuatnya karya “Whispering Calligraphy” terjadi pada tahun 1985, Made Wianta berkunjung ke Fukuoka- Jepang, mendampingi Bapak Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra dalam lawatan budaya. Disana Made Wianta, terkesima melihat istana Edo dengan lukisan lukisan kaligrafi Jepang," jelas Istri Alm. I Made Wianta, Intan Kirana  Wianta, Senin (28/8/2023) di Sanur, Denpasar 

Pada saat berkunjung ke Zen Caligrapher dan mencoba mengekspresikan kaligrafi dengan kuas, tinta dan kertas, hasilnya mendapat pujian dari Master Zen Calligrapher. Bahkan sang master mengira Made Wianta memiliki darah Jepang. 

Sejak saat itu, Made Wianta melatih tangan dan konsentrasinya agar tercipta kaligrafi yang tidak hanya tulisan, tetapi lukisan. 

"Wianta merasa bahwa setiap huruf-huruf yang indah bisa mengeluarkan bunyi seperti tanda-tanda dalam nada lagu. Sehingga sebelum dia mencoretkan kuas di atas kanvas, Wianta selalu bermeditasi pada adukan kuas dalam tinta seperti yang diajarkan Master Zen Calligrapher. Di saat hening itu Wianta mendengar bisikan kaligrafi (whispering calligraphy) seperti bisikan angin, udara, air yang kemudian menjadi ritme indah yang tertuang di kanvas dari bisikan kaligrafi," paparnya.

COO of Sudamala Resort, Ricky Putra mengatakan, Pameran lukisan menampilkan 18 karya dari seniman berbakat alm. Made Wianta merupakan contoh nyata dimana ketidakpahaman atas arti bahasa tidak membuat peristiwa penikmatan keindahan tulisan menjadi tidak mungkin. 

Made Wianta lahir pada 20 Desember 1949, menempuh pendidikan di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) Denpasar, berlanjut ke Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI) ‘ASRI’ yang saat ini merupakan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. 

Selain belajar gaya klasik wayang pada lukisan Bali di Kamasan, Klungkung, Made Wianta juga memperdalam kemampuan melukisnya di Brussels, Belgia pada sekitar tahun 1970-an.

“Sudakara merasa terhormat dapat memamerkan karya seni dari Alm. Bapak Made Wianta, karya-karya beliau diakui di dunia Internasional. Gaya lukis beliau selalu berkembang, dan bisa diterima oleh berbagai kalangan usia. Beliau adalah sebuah inspirasi yang bisa melintas generasi—kalau dalam istilah lokal, mungkin bisa disebut ‘moksha’. Karya-karyanya masih terasa relevan hingga hari ini," tutupnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami