search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jejak Peninggalan Megalitikum di Desa Kedisan Kintamani Bangli
Jumat, 15 September 2023, 09:28 WITA Follow
image

beritabali/ist/Jejak Peninggalan Megalitikum di Desa Kedisan Kintamani Bangli.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Desa Kedisan merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa Kedisan merupakan salah satu desa Bali kuno yang menyimpan berbagai kebudayaan dan adat istiadat serta peninggalan Purbakala seperti megalitikum. 

Hal ini karena Desa Kedisan merupakan bagian dari 'I kraman Wingkang Ranu' atau masyarakat pesisir danau Batur yang memiliki tugas penting dalam menjaga inti dari geopark Batur.  

Desa Kedisan merupakan sebuah desa yang menyimpan peninggalan megalitikum di beberapa Pura yang menjadi sentral masyarakat Desa Kedisan. Adapun ciri dari peninggalan Megalitikum berupa batu besar yang menjadi sarana pada saat persembahyangan di zaman dahulu, atau saat ini yang disebut pelinggih pura untuk tempat ibadah umat Hindu khususnya di Bali. 

Menurut Penelitian A.A Gde Bagus (2011) dalam tulisanya menyatakan bahwa di Desa Kedisan memiliki beberapa peninggalan megalitikum yang sampai saat ini menjadi sungsungan masyarakat Desa Kedisan dan disakralkan oleh masyarakat Desa. Yang menjadi fundamentalnya adalah salah satu peninggalan megalitikum yang terletak di Pura Penyungsungan Desa Kedisan. 

Pura penyungsungan atau dikenal dengan Pura Ulun Suwi merupakan salah satu pura yang menjadi titik kemakmuran masyarakat Desa Kedisan. Ada hal yang unik dari Pura Ulun Suwi, yakni ketika Upacara Ngusaba yang di Pura bujangga maka di Pura Ulun Suwi pun dilaksanakan upacara. Nah ketika sudah dilaksanakan Upacara Ngusaba, maka ada istilah ngempet.  

Ngempet merupakan salah satu acara yang disakralkan oleh masyarakat karena ritual ini memberhentikan sementara upacara dan upakara yang berkaitan dengan Manusa Yajña. Selama kurun waktu dua sampai tiga bulan. 

Pura Ulun Suwi juga menyimpan peninggalan megalitikum berupa batu persegi panjang yang mana batu itu diperuntukan untuk memohon keselamatan dan kesuburan. 

Peninggalan ini menjadi ciri bahwa Desa Kedisan merupakan Desa Kuno yang tetap menjadi ada istiadat serta tata kemasyarakatan yang begitu kental sehingga sedikit berbeda dengan desa-desa yang lainnya karena yang diutamakan adalah keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami