Mesir Klaim Truk Bantuan BBM Berhasil Masuk Gaza
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Mesir mengklaim sebuah truk berisi bahan bakar berhasil memasuki Jalur Gaza pada hari ini, Rabu (15/11). Truk itu melewati Rafah yang berlokasi di perbatasan negara itu dengan Palestina.
Media Mesir Al Qahera News melaporkan satu truk bantuan berisi bahan bakar ini merupakan pengiriman pertama yang diizinkan masuk dari Rafah sejak agresi Israel diluncurkan 7 Oktober lalu.
Selain itu, seorang sumber di Mesir mengatakan bahan bakar tersebut bakal dikirim ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) "untuk memfasilitasi pengiriman bantuan setelah truk-truk di pihak Palestina berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar".
Beberapa saksi di perbatasan Mesir juga mengatakan dua truk lagi sedang menunggu untuk melewati penyeberangan Rafah, perbatasan antara Mesir dan Gaza.
Meski begitu, Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan pihaknya tidak bisa mengonfirmasi kabar masuknya truk bahan bakar tersebut.
"Tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza sejak 7 Oktober," kata Direktur Komunikasi UNRWA Juliette Touma kepada AFP.
Kendati demikian, Touma mengatakan apabila ada informasi baru, dirinya akan mengabari hal tersebut.
Kabar bantuan ini mencuat setelah PBB mewanti-wanti pada Senin (13/11) bahwa operasi mereka di Gaza akan berhenti dalam 48 jam ke depan jika tidak ada bahan bakar untuk mengisi truk mereka.
"Sulit dipercaya bahwa lembaga-lembaga kemanusiaan harus mengemis bahan bakar," kata Ketua UNRWA Philippe Lazzarini dalam pernyataan, Selasa (14/11).
Sejak agresi pecah pada 7 Oktober lalu, Israel memblokade total kebutuhan dasar seperti makanan, air, listrik, dan bahan bakar di Gaza.
Israel bertindak demikian sebagai respons atas serangan Hamas ke sejumlah kota mereka yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Per 21 Oktober, Israel sebetulnya sudah mulai mengizinkan masuk bantuan makanan hingga obat-obatan ke daerah kantong itu. Namun, Negeri Zionis tetap tidak membolehkan bahan bakar masuk karena takut dimanfaatkan Hamas untuk operasi mereka.
COGAT, badan kementerian pertahanan Israel yang menangani urusan sipil Palestina, pun baru-baru ini melaporkan "truk PBB yang mengangkut bantuan kemanusiaan melalui penyeberangan Rafah akan diisi bahan bakar di penyeberangan Rafah, sesuai permintaan Amerika Serikat".
Hingga Senin (13/11), korban tewas akibat agresi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober lalu telah mencapai 11.240 orang.
Sebanyak 4.630 dari total korban tewas tersebut merupakan anak-anak, dan 3.130 lainnya merupakan perempuan.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net