search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Putin Temui MbS di Saudi: Tak Ada Yang Bisa Halangi Persahabatan Kita
Kamis, 7 Desember 2023, 17:50 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Putin Temui MbS di Saudi: Tak Ada Yang Bisa Halangi Persahabatan Kita

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) pada Rabu (6/12) usai berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA).

Dalam pertemuan itu, Putin tampak menyapa sang penguasa de facto Saudi sambil menekankan persahabatan erat kedua negara.

"Tidak ada yang bisa menghalangi perkembangan hubungan persahabatan kita," kata Putin kepada MbS, seperti dikutip AFP, Kamis (7/12).

Putin mengatakan pertemuannya dengan MbS merupakan langkah penting untuk membahas situasi yang tengah terjadi di Timur Tengah belakangan ini.

"Sangat penting bagi kita semua untuk bertukar informasi dan penilaian dengan Anda tentang apa yang terjadi di wilayah ini. Pertemuan kita tentu tepat waktu," kata Putin.

Sementara itu, MbS mengatakan kerja sama bilateral Saudi dan Rusia telah "membantu menghilangkan banyak ketegangan di Timur Tengah dan berkontribusi meningkatkan keamanan."

MbS lalu menegaskan Saudi bakal terus menjalin kerja sama itu di masa depan.

Ini merupakan perjalanan ketiga Putin di luar Rusia sejak Kremlin meluncurkan invasi ke Ukraina Februari 2022 lalu. Kunjungan ke Timur Tengah ini berlangsung usai Putin melawat ke Iran dan China.

Perjalanan luar negeri Putin ini sendiri adalah salah satu upaya Rusia menegaskan kembali posisinya di panggung global serta meningkatkan pengaruhnya di Timur Tengah.

Dalam pertemuannya dengan MbS, Putin bahkan mengundang langsung sang putra mahkota untuk datang ke Moskow.

Kremlin menyatakan kedua pemimpin bertemu untuk membahas sejumlah hal, mulai dari pasar minyak hingga cara-cara untuk mempromosikan de-eskalasi dalam perang di Gaza.

Sebelum ke Saudi, Putin terlebih dulu disambut di UEA untuk bertemu dengan Presiden Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MbZ).

Ia disambut dengan pengawalan kavaleri penuh, iring-iringan mobil, hingga pertunjukkan udara yang menggambar bendera Rusia dengan asap di langit.

"Hari ini, berkat sikap Anda, hubungan kita telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Putin kepada MbZ di istana kepresidenan.

Putin juga mengatakan UEA merupakan mitra dagang utama Rusia di dunia Arab. Menurut Kremlin, perdagangan bilateral kedua negara telah mencapai rekor $9 miliar tahun lalu.

Dalam kesempatan itu, Putin turut menyebut bahwa "sejumlah proyek" saat ini sedang berlangsung terutama di sektor minyak dan gas.

Lawatan Putin ke Timur Tengah ini terjadi usai Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) merilis surat perintah penangkapan terhadap Putin pada Maret karena dugaan kejahatan perangnya di Ukraina.

Akibat perintah penangkapan ini, Putin sampai tak datang ke KTT BRICS Agustus lalu di Afrika Selatan dan KTT G20 di India September lalu. Afsel dan India merupakan negara anggota ICC.

Kedua negara harus mematuhi perintah ICC untuk menangkap Putin apabila orang nomor satu Rusia itu menginjakkan kaki di negara mereka.

Kendati begitu, pada kunjungannya di UEA maupun Arab Saudi, Putin tak terancam ditangkap. Sebab kedua negara tidak meratifikasi statuta Roma yang menjadi cikal bakal ICC.

Sejak agresi Israel ke Palestina berlangsung 7 Oktober lalu imbas serangan Hamas, Rusia berulang kali membela rakyat Palestina.

Putin bahkan mendesak kemerdekaan Palestina sebagai satu-satunya solusi terbaik mengakhiri konflik Israel dan Hamas yang berulang ini.

Dia juga mengatakan "elit penguasa AS" dan boneka mereka bertanggung jawab atas pembunuhan warga Palestina di Gaza, konflik di Ukraina, Afghanistan, Irak, hingga Suriah.

Putin bahkan pernah menyamakan Israel dengan Nazi akibat agresi brutalnya ke Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 16 ribu warga Palestina sejak 7 Oktober lalu.

Jumlah korban meninggal akibat agresi Israel ke Palestina ini bahkan telah melebihi korban tewas dalam invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami