Kebakaran Hutan Kolombia Hancurkan Lebih dari 17 Ribu Hektare Lahan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Sebanyak lebih dari 17 ribu hektare lahan hancur akibat kebakaran hutan yang melanda Kolombia sejak November tahun lalu.
Pihak berwenang setempat pada Jumat (26/1) mengatakan Kolombia telah menghadapi bulan Januari terpanas dalam beberapa dekade.
Menteri Lingkungan Hidup Kolombia, Susana Muhamad mengatakan, lebih dari 340 kebakaran tercatat pada periode tersebut, dipicu oleh kekeringan berkepanjangan, suhu panas yang tinggi, dan fenomena cuaca El Nino. Ia menambahkan saat ini 26 titik api masih berkobar.
Kolombia telah memadamkan beberapa kebakaran di dekat ibu kota sejak Senin (22/1), termasuk beberapa kebakaran di pegunungan yang menghadap ke Bogota, dan pihak berwenang telah menyarankan warga yang tinggal di dekat kawasan yang terbakar untuk menghindari keluar rumah karena kualitas udara yang buruk.
"Hari ini, terjadi kebakaran di Nevada del Cocuy, sebuah taman alam dengan puncak tertutup salju sekitar 250 kilometer (155 mil) timur laut Bogota," kata Muhamad dalam konferensi pers seperti dilaporkan AFP.
Dia menambahkan bahwa api berada pada titik yang "cukup tinggi" di taman, sehingga helikopter telah dikerahkan untuk menilai situasi.
Asap di Bogota
Salah satu titik api berkobar sekitar 900 meter dari lingkungan El Paraiso di timur Bogota.
Beberapa warga yang terkena dampak asap sedang dirawat, tulis Palang Merah Kolombia di Bogota di platform media sosial X, di samping foto pekerja darurat membantu seorang pria yang mengenakan masker.
Presiden Gustavo Petro pekan ini menyatakan bencana alam terjadi, sehingga dana dialihkan dari anggaran lain untuk memadamkan api, dan meminta bantuan internasional.
Bandara internasional El Dorado di Bogota kembali beroperasi normal pada hari Jumat setelah pembatasan pada hari sebelumnya memengaruhi 138 penerbangan.
Menurut Ghisliane Echeverry, direktur Institut Hidrologi, Meteorologi dan Studi Lingkungan di Kolombia, bulan ini akan menjadi bulan Januari terpanas dalam 30 tahun terakhir.
Echeverry memperingatkan bahwa bulan Februari akan mengalami suhu yang lebih tinggi lagi, dan hanya pada Maret hujan akan membantu "mengurangi" dampak panas ekstrem.
Pihak berwenang sedang menyelidiki apakah pelaku pembakaranlah yang menyebabkan beberapa kebakaran, dan polisi telah menangkap 26 orang karena "pelanggaran terkait kebakaran".(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net