search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Usai Galungan, Harga Beras di Jembrana Mulai Menurun
Jumat, 1 Maret 2024, 17:38 WITA Follow
image

beritabali/ist/Usai Galungan, Harga Beras di Jembrana Mulai Menurun.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Harga beras jenis medium dan premium di Kabupaten Jembrana mulai menurun setelah perayaan hari raya Galungan

Menurut para pedagang di Pasar Umum Negara, pasokan beras yang mulai lancar menjadi penyebab turunnya harga beras, dengan rata-rata penurunan mencapai Rp200-300 per kilogram.

Menurut Safi'i, seorang pedagang di Pasar Umum Negara, harga beras premium kini turun dari Rp16.200 menjadi Rp15.900 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang turun dari Rp15.600 menjadi Rp15.200 per kilogram. Bahkan, ada yang turun hingga Rp14.900 per kilogram.

Namun demikian, tren penurunan harga beras ini berbanding terbalik dengan komoditas lainnya. Bawang merah dan bawang putih misalnya, mengalami lonjakan harga yang signifikan, mencapai Rp7-8 ribu per kilogram.

"Harga beras sudah mulai turun, rata-rata 300 rupiah per kilogram," ujar Safi'i pada Jumat, 1 Maret 2024.

Selain itu, dia juga menambahkan bahwa hanya harga beras dan cabai yang mengalami penurunan, sementara harga komoditas lainnya seperti bawang putih, bawang merah, gula, kopi, dan ketan masih tinggi atau bahkan mengalami kenaikan harga.

"Dari bawang putih, bawang merah, gula, kopi, hingga ketan, semuanya mengalami kenaikan harga. Namun untuk cabai atau lombok, harganya fluktuatif. Jika sebelum Galungan mencapai Rp80 ribu per kilogram, kini sudah turun menjadi Rp54 ribu per kilogram," tandasnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami