search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kasus Babi di Karangasem Mati Tak Ada Solusi, Peternak Gigit Jari
Selasa, 26 Maret 2024, 15:48 WITA Follow
image

beritabali/ist/Kasus Babi di Karangasem Mati Tak Ada Solusi, Peternak Gigit Jari.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Peternak babi di Karangasem semakin dibuat resah menyusul hingga saat ini kasus babi mati dengan gejala yang mengarah ke virus ASF belum juga mereda. 

Seperti dirasakan puluhan warga yang memelihara babi di wilayah Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem misalnya, sejak sebulan terakhir ini, tidur mereka tak nyenyak pasalnya sudah ada ratusan ternak babi mereka yang mati secara bergantian dengan gejala yang hampir sama.

Baca juga:
Puluhan Babi di Karangasem Mati Diduga Kena Virus ASF, Leher hingga Kepala Memerah

Sejumlah gejala yang timbul seperti kulit babi yang memerah sebelum akhirnya lemas dan mati mengindikasikan penyakit yang menyerang ternak warga diduga kuat adalah virus ASF. Jika benar, maka tidak banyak yang bisa dilakulan mengingat hingga kini belum ada obat atau vaksin terhadap virus tersebut. 

"Gejalanya hampir sama. Jika dihitung ada ratusan ekor Babi peliharaan warga yang mati sejak sebulan terakhir, kita tidak bisa berbuat banyak karena hasil kordinasi dengan Dinas katanya belum ada obat untuk lenyakit tersebut, sementara yang bisa dilakukan hanya menjaga kebersihan ternak saja," kata Perbekel Desa Ban, I Gede Tamu Sugiantara dikonfirmasi, Selasa (26/3/2024). 

Ia mengatakan, di wilayah Desa Ban sendiri jumlah warga yang memelihara Babi lebih dari  90 persen. Hanya saja kebanyakan warga yang memelihara babi dengan cara tidak dikandangkan melainkan diikat saja. Kemungkinan ini juga menjadi salah satu faktor sehinga ternak rentan terserang virus atau penyakit disamping faktor cuaca dan pakan yang diberikan. 

Melihat keresahan yang terjadi, pihak desa bersama tokoh masyarakat Desa Ban sudah sempat bertemu dengan Dinas terkait untuk menyikapi persoalan ini. Rencanaya, warga yang ternak babinya mati akan didata untuk selanjutnya diusulkan bantuan bibit babi melalui proposal dari desa. 

"Ya rencanaya akan diberikan bantuan bibit, tapi menunggu virus reda dulu, baru nanti didata kemudian diusulkan melalui proposal, tetapi kembali lagi untuk bantuan tersebut menyesuaikan terhadap kemampuan daerah," imbuh Suginatara. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah sebelumnya juga mengakui bahwa dengan melihat gejalan penyakit yang menyerang ternak babi di Karangasem sangat jelas mengarah ke suspek virus African Swine Fever (ASF).

"Dari ciri - ciri dan gejala yang timbul pada ternak Babi yang mati, memang dugaan mengarah ke suspek ASF," kata Siki Ngurah sebelumnya. 

Namun untuk memastikan penyebab kematian ternak babi itu, pihaknya juga sudah turun di beberapa lokasi mengabil sampel ternak babi untuk dikirim ke labotarium yang ada di Denpasar.

Mengingat belum adanya obat maupun vaksin terhadap virus tersebut, yang bisa dilakukan saat ini hanya menerapkan bio sekuriti dengan menjaga kebersihan kandang dan hewan ternak serta memastikan pakan yang diberikan kepada ternak masing-masing.

Editor: Robby

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami