Tentang Sapi Merah Betina Israel dan Kontroversi Ritual di Al Aqsa
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Sapi merah milik Israel belum lama menjadi sorotan usai viral dan menjadi perbincangan di media sosial.
Hewan tersebut diklaim bakal dikirim ke dari Amerika Serikat sebagai sarana pengorbanan bagi kaum Yahudi Israel.
Kejadian ini pernah menjadi sorotan usai juru bicara Hamas mengaitkan genosida Israel dengan kebangkitan Bait Suci terakhir Raja Solomon bersama sapi merah sebagai persembahannya.
Lalu, apa sebenarnya sapi merah yang dibanggakan oleh kaum Yahudi Israel?
Sapi merah asal Texas
Isu mengenai rencana pembentukan altar pengorbanan warga Yahudi Israel telah ada sejak lama. Ini berkaitan dengan sejarah pada 2000 tahun lalu saat bangsa Romawi Kuno menghancurkan Bait Suci Zionis terakhir di Yerusalem.
Hal demikian tercantum dalam kitab mereka yang mengatakan bahwa sapi merah betina diperuntukkan sebagai persembahan untuk membangkitkan kuil Nabi Sulaiman yang telah hancur itu.
Terdapat pula ketentuan mengenai sapi yang dikorbankan itu, yakni berwarna merah tanpa ada cacat dan belum pernah dikawinkan. Hingga akhirnya mereka menemukan satu jenis sapi, yakni jenis red cow heifer atau sapi merah betina dari Texas seperti dilaporkan Middle East Eye.
Para warga Yahudi sekte Third Temple atau Kuil Ketiga ini sempat berkumpul di wilayah permukiman ilegal dekat Nablus Palestina pada 27 Maret untuk mendiskusikan ritual pengorbanan sapi merah betina.
Mereka berencana melakukan pengorbanan sapi itu dalam waktu dekat di dataran tinggi Yerusalem, tepatnya di Al Aqsa atau Temple Mount (sebutan dari warga Yahudi).
Sejumlah kelompok Yahudi radikal itu pun percaya bahwa tempat itu akan jadi kedatangan Mesiah atau Juru Selamat mereka.
"Ini akan menjadi momen baru dalam sejarah Yahudi," ujar salah satu komunitas Yahudi sekte Third Temple itu, Chaim, kepada Middle East Eye.
Sapi merah betina tersebut tengah dipelihara seorang peternak di Texas yang percaya dengan ritual demikian.
"Harry Potter adalah sebuah cerita yang bagus. Alkitab bukanlah sebuah cerita dan melainkan cara Tuhan untuk memimpin kita," ujar Yitshak Mamo selaku anggota komite kebangkitan Bait Suci Ketiga Uvne Jerusalem, seperti dikutip CBS News, Senin (5/3).
Mamo menegaskan bahwa ritual itu harus dilakukan di tempat berdirinya Bait Suci Kedua, yang saat ini merupakan masjid Al Aqsa.
Selama bertahun-tahun, komunitas Third Temple Yahudi di Israel melakukan pencarian sapi merah betina jenis heifer yang mulus tanpa cacat untuk dikorbankan di Al Aqsa, seperti dikutip dari Middle East Eye.
Kontroversi kebangkitan di Kompleks Masjid Al Aqsa
Ritual yang dibuat oleh sekte Yahudi Israel tersebut menjadi langkah yang sangat mengancam keberadaan Muslim di Palestina.
Pasalnya, ritual tersebut berencana untuk diadakan di tempat Masjid Al Aqsa berdiri.
Melihat hal tersebut, imam Masjid Al Aqsa Mustafa Abu Sway mengatakan bahwa kejadian tersebut menjadi ancaman bagi umat Muslim di seluruh dunia.
"Masjid Al-Aqsa milik seluruh umat Islam," ujarnya. Jadi, Anda akan melihat reaksi dari Indonesia, Toronto, hingga New York. Saat ini terdapat 2 miliar Muslim di seluruh dunia," ucap Abu Sway.
Ia juga menilai bahwa ritual demikian dapat membuka 'kotak pandora' yang tidak dapat tertutup.
Kotak pandora itu merujuk kepada kerusuhan yang terjadi di penjuru dunia. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan dan dikecam berbagai tokoh agama Islam. Hingga kini, tak sedikit yang kerap mengaitkan ritual tersebut dengan agresi Israel terhadap warga Palestina.
Ini dapat memunculkan polemik tersendiri di tengah gempuran brutal Israel yang mendapat kecaman dari beberapa negara. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net