search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Korban Tewas Banjir di Brasil Jadi 127 Orang, 141 Lainnya Hilang
Minggu, 12 Mei 2024, 14:36 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Korban Tewas Banjir di Brasil Jadi 127 Orang, 141 Lainnya Hilang

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Jumlah korban tewas akibat bencana banjir yang disebabkan hujan lebat di Brasil pada Sabtu (11/5) menjadi 127 orang, sedangkan 141 orang lainnya dilaporkan masih hilang.

Menyusul hujan lebat yang melanda negara bagian selatan Rio Grande do Sul, Brasil, sejak pekan lalu, korban jiwa dan jumlah warga yang kehilangan harta benda terus meningkat.

Pertahanan Sipil negara bagian tersebut mengatakan 756 orang yang terluka akiban bencana banjir ini telah dirawat di rumah sakit dan operasi pencarian dan penyelamatan berlangsung tanpa gangguan.

Seperti dilansir Anadolu, pihak berwenang Brasil menyatakan hampir 2 juta orang terkena dampak buruk banjir, dengan 71.409 orang mengungsi sementara di sekolah, gedung olahraga, dan gereja.

Menteri Pembangunan Daerah Brasil Waldez Goe menekankan situasi yang "sangat mengkhawatirkan" di Rio Grande do Sul, dan menyatakan bahwa hujan baru akan semakin memperumit masalah.

Informasi yang disampaikan mengenai upaya bantuan yang didukung oleh militer dan polisi menunjukkan bahwa 70.863 orang dan 9.984 hewan telah diselamatkan dari lokasi bencana.

Pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengumumkan paket bantuan US$9,8 miliar untuk rekonstruksi Rio Grande do Sul yang rusak akibat bencana banjir. Situasi ini membuat pihak berwenang mengumumkan keadaan darurat.

Gubernur Rio Grande do Sul Eduardo Leite, dalam pernyataannya pada 3 Mei 2024, mencatat bahwa masih ada wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh petugas.

"Kita sedang melalui situasi yang sangat luar biasa. Ini bukan hanya peristiwa kritis; ini adalah peristiwa paling menghancurkan dalam sejarah negara ini," kata Eduardo Leite.

Leite mengumumkan "keadaan bencana" selama 180 hari, karena besarnya tragedi tersebut dan menekankan upaya serius dalam mengevakuasi para korban. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami