Foto Paslon Tertukar, Survei Charta Politika Menangkan Koster-Giri Dituding Tidak Kredibel
beritabali/ist/Foto Paslon Tertukar, Survei Charta Politika Menangkan Koster-Giri Dituding Tidak Kredibel.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ketegangan muncul di dunia politik Bali pasca pengumuman hasil survei yang dilakukan oleh Charta Politika (CP) Indonesia, yang menunjukkan pasangan calon (paslon) Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster dan Giri Prasta (Koster-Giri) unggul atas paslon nomor urut 1, Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS).
Hasil survei ini kini tengah menjadi sorotan, lantaran adanya kesalahan yang dianggap merugikan paslon Mulia-PAS.
Pernyataan keras muncul dari Ketua Tim Pemenangan Mulia-PAS, I Kadek Budi Prasetya alias Mr Rambo, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Bali.
Rambo menyebut Charta Politika sebagai lembaga survei yang tidak kredibel, mengingat adanya kesalahan fatal dalam publikasi hasil survei mereka. Salah satu kejanggalan yang ditemukan adalah tertukarnya foto paslon Made Muliawan Arya (De Gadjah) dengan Putu Agus Suradnyana, yang menyebabkan kekeliruan identitas.
"Upaya cari orderan baru setelah ketahuan belang yang pertama tersebut ternyata juga selalu ada jejak ketidakakuratan. Bagaimana mungkin melakukan survei tetapi tidak tahu mana orangnya yang disurvei," tudingnya.
“Ini jelas menunjukkan bahwa survei yang dilakukan sudah tidak kredibel dan terkesan berusaha menjatuhkan branding Mulia-PAS,” ujar Rambo.
Ia juga menambahkan bahwa kesalahan ini menambah kesan bahwa Charta Politika berusaha mencari pesanan atau mendukung pihak tertentu di balik survei tersebut.
"Jadi ingat dulu satu satunya yang menyebutkan Ganjar Mahfud menang dan Prabowo Gibran nomor buncit adalah Charta Politika. Setelah akhir karena semua surveinya berbeda dengan CP akhirnya ikut juga berubah. Begitu juga saat survei Pilkada DKI antara Ahok vs Anies. Hanya CP menangkan Ahok yang lainnya menangkan Anies," imbuhnya.
“Bagaimana bisa sebuah lembaga survei besar seperti itu tidak tahu mana satu yang benar? Ini sangat meragukan,” tandas Rambo.
Rambo juga mengkritisi rekam jejak Charta Politika yang dianggap sering menunjukkan ketidakakuratan dalam beberapa survei sebelumnya, termasuk survei Pilkada DKI Jakarta dan prediksi Pilpres yang jauh berbeda dari lembaga survei lainnya.
Ia mengingatkan publik untuk tidak terlalu mengandalkan hasil survei dari Charta Politika. "Publik harus lebih bijak dalam menyikapi hasil survei. Mari kita hormati hasil survei lembaga lain yang lebih kredibel," ujarnya.
Di sisi lain, Charta Politika memberikan tanggapan ringan terkait kekeliruan foto dalam survei tersebut. Ardha Ranadireksa, Peneliti Charta Politika Indonesia, menyatakan bahwa kesalahan tersebut hanyalah masalah teknis dan tidak memengaruhi hasil survei secara keseluruhan.
"Itu hanya kesalahan kecil, tapi angka-angka surveinya memang seperti itu," jelas Ardha.
Bagi banyak pihak, kesalahan tersebut menambah keraguan terhadap integritas survei yang dirilis.
Editor: Robby
Reporter: bbn/tim