Putin Ungkap Tetap Bikin Ukraina Target Eksperimen Rudal Hipersonik
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut akan tetap melanjutkan eksperimen rudal balistik dan hipersonik ke Ukraina.
Rusia menguji coba rudal hipersonik tersebut ke wilayah Ukraina, pada Kamis (21/11), menandai babak baru dalam konflik antara kedua negara. Penembakan rudal tersebut dilakukan setelah Gedung Putih mengizinkan Ukraina untuk menembakkan rudal jarak jauhnya ke Rusia.
Dalam sebuah pertemuan dengan pimpinan kementerian pertahanan Rusia, Putin mengklaim bahwa rudal tersebut tidak dapat dicegat oleh pertahanan udara. Ia juga mengatakan Rusia akan memulai produksi massal senjata barunya ini.
"Saat ini tidak ada cara untuk melawan rudal semacam itu, tidak ada cara untuk mencegatnya, di dunia. Dan saya akan menekankan sekali lagi: Kami akan terus menguji sistem terbaru," kata Putin, dikutip dari CNN.
Putin juga menyebut Rusia sedang mengembangkan beberapa sistem persenjataan serupa yang akan diuji coba lebih lanjut.
"Berdasarkan hasil uji coba, senjata-senjata ini juga akan mulai diproduksi. Artinya, kami sedang mengembangkan seluruh lini sistem jarak menengah dan jarak pendek," katanya.
Lebih lanjut, pernyataan Putin ini muncul sehari setelah Rusia menembakkan rudal "Oreshnik" ke kota Dnipro, Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan tersebut, dan mengatakan dalam sebuah video yang diposting di Telegram bahwa "hari ini, tetangga kita yang gila itu sekali lagi menunjukkan siapa dia sebenarnya dan bagaimana dia merendahkan martabat, kebebasan, dan kehidupan manusia pada umumnya."
Zelensky mengatakan pada Jumat (22/11), Ukraina mengadakan pertemuan dengan para sekutunya untuk mengembangkan "sistem pertahanan udara yang baru" untuk menanggapi ancaman baru dari Rusia.
Terpisah, dua pejabat AS dan seorang pejabat Barat mengatakan rudal balistik "eksperimental" tersebut membawa beberapa hulu ledak, yang mungkin merupakan pertama kalinya senjata semacam itu digunakan dalam perang.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, yang merupakan sekutu penting Ukraina, mengatakan konflik ini "memasuki tahap yang menentukan."
NATO dan Ukraina dijadwalkan akan melakukan pembicaraan pekan depan setelah adanya penembakan rudal eksperimental oleh Rusia tersebut. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net