search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bali Catat 1.011 Kasus Sifilis, Terbanyak di Denpasar
Kamis, 5 Desember 2024, 13:16 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Bali Catat 1.011 Kasus Sifilis, Terbanyak di Denpasar.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Bali mengalami peningkatan jumlah kasus sifilis pada tahun 2024, dengan 1.011 kasus terdeteksi antara Januari hingga September. Kasus tertinggi ditemukan pada pasien usia 25-49 tahun, yang mencapai 648 kasus. 

Selain itu, jumlah kasus pada kelompok usia 20-24 tahun juga signifikan, mencapai 261 kasus, diikuti oleh usia 15-19 tahun dengan 68 kasus. Terdapat pula kasus yang melibatkan anak-anak, yakni 5 kasus pada usia 0-4 tahun dan 1 kasus pada usia 5-14 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, I Nyoman Gede Anom, mengungkapkan bahwa tingginya angka kasus pada usia remaja sangat dipengaruhi oleh faktor pergaulan dan rasa ingin tahu yang tinggi. 

"Akses media sosial yang mudah dijangkau juga membuat remaja rentan terhadap informasi yang tidak selalu benar, yang bisa mempengaruhi perilaku seksual mereka," jelas Anom.

Kasus terbanyak tercatat di Kota Denpasar, dengan 547 kasus, di mana 352 di antaranya berada pada rentang usia 25-49 tahun. Kabupaten Badung juga melaporkan 256 kasus dengan usia yang sama mendominasi.

Dinkes Bali menyatakan bahwa meski angka kasus pada 2024 menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana total kasus mencapai 1.694, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap tes HIV dan sifilis menjadi faktor utama penurunan kasus. 

"Kesadaran untuk melakukan tes dan akses layanan kesehatan yang lebih banyak membuat deteksi lebih cepat, meski mobilitas masyarakat yang tinggi turut mempengaruhi angka kasus di beberapa wilayah," tambah Anom.

Sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum dan biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini dapat memiliki gejala yang bervariasi, mulai dari luka pada area infeksi (sifilis primer) hingga gejala yang lebih parah pada tahap lanjut (sifilis sekunder).

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami