ICD 2025 Bahas Perkuat Edukasi dan Distribusi Kondom di Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Dalam pertemuan International Condom Day (ICD) 2025 yang bertema "Menuju Indonesia Bebas HIV: Dialog Pemerintah, LSM, dan Tokoh Masyarakat dalam Penanggulangan HIV", Yayasan Kerti Praja bekerja sama dengan AIDS Healthcare Foundation (AHF) menggelar diskusi strategis terkait peningkatan edukasi dan distribusi kondom di Bali.
Kegiatan ini melibatkan perwakilan pemerintah, LSM, tokoh masyarakat, serta komunitas terkait dalam upaya menanggulangi HIV. Dalam kesempatan tersebut, dr. Partha Muliawan mengungkapkan bahwa kasus HIV terus meningkat, sehingga penggunaan kondom sangat penting dalam pencegahan penularan.
Pertemuan ini juga membahas berbagai strategi edukasi dan distribusi kondom secara luas. Eri Puji Astuti dari Biro Perencanaan Kementerian Sosial menegaskan pentingnya edukasi inovatif dan kerja sama lintas sektor dalam menekan laju penyebaran HIV.
Sementara itu, dr. Sarath dari AHF menekankan perlunya respons cepat dan partisipasi aktif dalam penanggulangan HIV. “AHF bekerja sama di Asia, termasuk Filipina, Thailand, dan Malaysia,” ujarnya, sambil menyoroti stigma sebagai tantangan utama yang perlu diatasi.
Di sisi lain, dr. AA Ayu Candra, Kadis Kesehatan Denpasar, mengungkapkan bahwa total kasus HIV di Denpasar telah mencapai 16.274 kasus, dengan 800 kasus baru pada tahun ini. “Sebanyak 90% penularan terjadi melalui transmisi seksual, dan rendahnya penggunaan kondom menjadi faktor utama penyebaran,” jelasnya.
Dalam studi asesmen yang dipaparkan dr. Oka berjudul "Studi Kualitatif tentang Persepsi Program Kondom di Denpasar dan Badung (2024)", ditemukan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai kondom masih rendah. Distribusi kondom juga mengalami kendala akibat keterlambatan stok serta regulasi yang tumpang tindih. Adapun kebutuhan kondom di tahun 2025 diperkirakan mencapai 572.352 unit untuk Denpasar, 390.720 unit untuk Badung, dan 28.000 unit untuk komunitas LSL.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyampaikan bahwa kasus HIV pertama kali ditemukan di Bali pada 1987 di RS Sanglah. Hingga 2024, tercatat 31.880 kasus, dengan sebagian pasien telah meninggal dunia. Penemuan kasus baru sempat mengalami penurunan selama pandemi Covid-19 karena masyarakat enggan mengunjungi fasilitas kesehatan. Namun, dalam kurun waktu 2023-2024, kasus baru kembali meningkat menjadi 20.006 kasus.
Saat ini, seluruh puskesmas di Bali telah dilatih untuk melakukan tes HIV dan memberikan pengobatan bagi Orang Dengan HIV (ODHIV). Namun, pengadaan kondom masih belum mencukupi kebutuhan, dan masyarakat belum menganggapnya sebagai kebutuhan umum.
"Tantangan terbesar adalah membangun kesadaran masyarakat agar kondom menjadi bagian dari kebutuhan kesehatan," ungkap perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/maw