Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comPemasangan CCTV di Jembatan Tukad Bangkung, Pakar: Tidak Menyentuh Akar Masalah
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pemasangan kamera pengawas (CCTV) di Jembatan Tukad Bangkung sebagai langkah mencegah aksi bunuh diri menuai tanggapan dari ahli kesehatan jiwa Prof. Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, S.Ked, Sp.KJ (K), MARS.
Guru Besar Universitas Udayana ini menyampaikan bahwa keberadaan CCTV bisa memberi efek jera bagi sebagian orang, terutama mereka yang menyadari dirinya sedang diawasi.
“Pemasangan CCTV memang bisa memberikan efek jera atau membuat seseorang berpikir ulang sebelum melakukan tindakan bunuh diri, terutama bila mereka sadar bahwa gerak-geriknya dipantau,” jelas Prof. Cok Bagus, Senin (7/4/2025).
Menurutnya, kamera pengawas dapat mencegah tindakan impulsif, namun tidak menyentuh akar persoalan yang menjadi penyebab utama seseorang memilih mengakhiri hidup.
“Dalam beberapa kasus, kehadiran kamera pengawas dapat memberikan rasa 'diawasi' yang bisa mencegah tindakan impulsif, namun tidak menyentuh akar masalah. CCTV hanya mencegah dari segi fisik atau akses, bukan menyentuh akar masalah psikologis yang menjadi penyebab seseorang ingin bunuh diri,” tegasnya.
Prof. Cok Bagus menyoroti bahwa gangguan mental seperti depresi, kecemasan berat, atau tekanan hidup tidak bisa diselesaikan hanya dengan pengawasan kamera.
Ia juga menekankan pentingnya sistem pemantauan aktif dan respons cepat dari petugas, agar intervensi dapat dilakukan sebelum terlambat.
“Efektivitas CCTV juga akan bergantung jika diiringi sistem pemantauan aktif dan respons cepat dari petugas. Jika ada pengawasan real-time dan petugas bisa langsung bertindak saat melihat ada orang dengan gelagat mencurigakan, maka peluang mencegah tindakan fatal jauh lebih besar,” jelasnya.
Lebih jauh, menurutnya, solusi pencegahan bunuh diri seharusnya tidak hanya berfokus pada tempat kejadian, melainkan juga pada upaya membantu individu mengatasi penderitaan psikologisnya.
“Kita harus membangun sistem yang tidak hanya mencegah orang melakukan tindakan di lokasi tertentu, tapi juga membantu mereka mengatasi penderitaan yang mereka alami. Pencegahan bunuh diri adalah tanggung jawab bersama,” pungkas Prof. Cok Bagus.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/tim
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
