search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Renovasi Rumah Jadi Prioritas, Pengusaha Bahan Bangunan Soroti Kebutuhan Papan
Selasa, 22 April 2025, 17:34 WITA Follow
image

beritabali/ist/Renovasi Rumah Jadi Prioritas, Pengusaha Bahan Bangunan Soroti Kebutuhan Papan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Di tengah tekanan ekonomi dan belum pulihnya dampak pandemi, kebutuhan akan tempat tinggal atau papan tetap menjadi prioritas utama masyarakat.

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Bahan Bangunan Indonesia (IPBBI), Gomas Harun, Senin (21/4/2025) di Denpasar, menegaskan bahwa meski pembangunan rumah baru mungkin tertunda, renovasi rumah justru tak bisa menunggu.

“Kebutuhan dasar manusia itu sandang, pangan, dan papan. Kalau sandang dan pangan relatif bisa disesuaikan, papan ini yang menjadi penting. Apalagi pengalaman saat COVID-19 lalu, di mana semua orang disarankan stay at home – bagaimana bisa tinggal di rumah kalau rumahnya tidak layak?” ujarnya.

Gomas juga menyoroti kondisi saat ini, di mana tekanan ekonomi dan efisiensi anggaran menyebabkan masyarakat berpikir ulang untuk membangun rumah baru. Namun, kebutuhan renovasi rumah tetap berjalan.

Mulai dari perbaikan atap bocor, penambahan kamar karena anak beranjak dewasa, hingga peningkatan kualitas sanitasi, semua menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditunda.

Meskipun pemerintah menargetkan pembangunan 3 juta rumah, realisasinya masih menjadi tantangan. Ketua IPBBI menilai semangat tersebut tetap patut diapresiasi dan menyarankan adanya kolaborasi antara pemerintah, koperasi, dan sektor swasta.

“Pembiayaan adalah masalah utama. Di luar negeri seperti Thailand dan Vietnam, peran koperasi – terutama yang melibatkan perempuan – sangat besar dalam membantu masyarakat memiliki rumah,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa harga bahan bangunan kini lebih kompetitif karena kemajuan teknologi dan banyaknya pilihan material pengganti.

“Dulu bahan bangunan terkesan mahal, sekarang justru lebih murah dan terjangkau,” jelasnya.

Menutup pernyataannya, Ketua IPBBI optimis bahwa industri bahan bangunan akan tetap bertahan, bahkan berpeluang tumbuh.

“Kalau bisa sama dengan tahun lalu saja, itu sudah bagus. Karena pemainnya semakin banyak dan pasarnya juga terus berkembang,” pungkas Gomas.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami