Kuartal I 2025, Penerimaan Negara di Bali Tembus Rp4,73 Triliun
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Kinerja penerimaan negara di Provinsi Bali sepanjang kuartal I 2025 menunjukkan tren positif meski dalam kondisi ekonomi yang dinamis.
Hingga akhir Maret 2025, total penerimaan negara di Bali tercatat mencapai Rp4,73 triliun atau 20,25% dari target APBN 2025, dengan pertumbuhan 0,27% secara tahunan (YoY).
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Provinsi Bali, Muhamad Mufti Arkan menyebutkan bahwa kontribusi terbesar masih berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp3,62 triliun atau 18,61% dari target tahun ini. Sementara itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berhasil mencapai Rp1,11 triliun atau 28,46% dari target.
"Dari sisi belanja, realisasi APBN di Provinsi Bali hingga 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp5,22 triliun atau 24,00% dari pagu 2025 dengan kontraksi pertumbuhan sebesar 7,95% (YoY). Realisasi ini terdiri dari Belanja Kementerian/Lembaga (Belanja K/L) sebesar Rp1,87 triliun atau 19,54% dari pagu 2025, dan Belanja Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp3,36 triliun, 27,50% dari pagu 2025," ujar Arkan dalam siaran pers.
Dari sisi makro, perekonomian Bali tetap stabil dan tumbuh di atas rata-rata nasional. Arkan menyampaikan bahwa sepanjang 2024, pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 5,19% (YoY) pada kuartal IV, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang berada di angka 5,03% (YoY).
Inflasi di Pulau Dewata pun terkendali. Pada Maret 2025, tingkat inflasi Bali tercatat sebesar 1,89% (YoY), masih dalam rentang target nasional sebesar 2,5±1%.
Sejumlah peristiwa penting sepanjang Maret 2025 turut mendorong kinerja ekonomi Bali, mulai dari pemberian diskon tarif listrik 50%, penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) dari Rp6.500 menjadi Rp6.000, hingga pemberlakuan tarif tuslah lebaran 2025 yang berdampak pada kenaikan harga tiket bus antarprovinsi sebesar 20%-30%.
Selain itu, adanya diskon harga tiket pesawat sebesar 13%-14% pada periode 24 Maret hingga 7 April 2025 ikut menopang mobilitas dan aktivitas wisata di Bali. Namun di sisi lain, cuaca ekstrem menyebabkan produksi cabai menurun dan pasokan beras terbatas karena belum memasuki masa panen raya. (sumber: bisnis.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net