Kenali Penyebab Asam Lambung Naik Saat Hamil Muda, PAFI Berikan Solusi Pengobatan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Berbicara tentang gangguan kesehatan pada ibu hamil, salah satu yang dapat dialami selama masa kehamilan, terutama pada trimester pertama adalah asam lambung naik.
Asam lambung naik (GERD) dapat memberikan sensasi seperti terbakar di dada atau "heartburn”. Hal ini dapat mengganggu waktu istirahat bumil ataupun aktivitas lainnya. Prevalensi asam lambung naik (GERD) pada bumil, terutama awal kehamilan (trimester pertama) berkisar 26,1%.
PAFI dengan alamat website pafikabupatenkepulauanmeranti.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berperan sebagai mitra pemerintah dalam penyusunan kebijakan serta regulasi yang berkaitan dengan bidang kefarmasian.
Organisasi ini memberikan masukan dan rekomendasi untuk memastikan bahwa kebijakan yang dibuat dapat mendukung pengembangan profesi dan pelayanan kefarmasian yang berkualitas.
Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab asam lambung naik saat hamil muda, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya asam lambung naik saat hamil muda?
Pada umumnya, naiknya asam lambung saat hamil muda adalah keluhan yang cukup umum terjadi dan biasanya disebabkan oleh perubahan hormon serta tekanan fisik dari rahim yang membesar. Selama kehamilan, hormon progesteron meningkat yang menyebabkan otot sfingter kardia (katup antara lambung dan kerongkongan) menjadi lebih rileks.
Kondisi ini memungkinkan asam lambung mudah naik ke kerongkongan sehingga menimbulkan sensasi panas. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya asam lambung naik (GERD) saat hamil muda yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Adanya perubahan hormon selama kehamilan
Faktor pertama yang menyebabkan asam lambung naik (GERD) saat hamil muda adalah adanya perubahan hormon yang signifikan. Tubuh wanita mengalami perubahan hormon yang signifikan, terutama peningkatan hormon progesteron. Progesteron memiliki efek relaksasi pada otot-otot polos di seluruh tubuh, termasuk otot sfingter esofagus bagian bawah (LES - Lower Esophageal Sphincter).
LES adalah katup yang berfungsi menutup antara kerongkongan dan lambung agar asam lambung tidak naik kembali ke kerongkongan. Saat progesteron meningkat, LES menjadi lebih rileks dan tidak menutup dengan sempurna, sehingga asam lambung mudah naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi terbakar (heartburn) atau rasa tidak nyaman di dada.
2. Melambatnya proses pencernaan
Progesteron tidak hanya mempengaruhi LES, tetapi juga memperlambat gerakan peristaltik usus dan lambung. Hal ini menyebabkan makanan dan asam lambung tertahan lebih lama di lambung. Akibatnya, tekanan di dalam lambung meningkat, sehingga asam lambung lebih mudah terdorong naik ke kerongkongan. Kondisi ini dikenal sebagai gastroparesis ringan pada ibu hamil.
3. Tekanan fisik dari rahim yang membesar
Seiring berjalannya waktu, rahim yang membesar akan menekan organ-organ di sekitarnya, termasuk lambung dan usus. Tekanan ini menyebabkan lambung terdesak dan volume ruang lambung berkurang, sehingga asam lambung lebih mudah terdorong naik ke kerongkongan. Meskipun tekanan ini lebih terasa pada trimester kedua dan ketiga, beberapa wanita bisa sudah merasakan gejala asam lambung naik sejak awal kehamilan karena rahim sudah mulai berkembang dan perubahan hormonal sudah terjadi.
4. Pola makan dan kebiasaan sehari-hari
Beberapa faktor kebiasaan dan pola makan juga dapat memperburuk kondisi asam lambung naik saat hamil, seperti mengonsumsi makanan tertentu. Selama kehamilan, mengonsumsi makanan pedas, berminyak, asam (seperti jeruk, tomat), cokelat, kafein, dan minuman berkarbonasi dapat merangsang produksi asam lambung berlebih atau mengiritasi lapisan kerongkongan. Kemudian, memakai pakaian yang ketat di area perut dapat meningkatkan tekanan pada lambung dan memperburuk refluks asam.
5. Faktor psikologis dan stres
Faktor terakhir yang menyebabkan asam lambung naik (GERD) saat hamil muda adalah stres hingga kecemasan secara berlebihan. Stres dan kecemasan yang dialami ibu hamil juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan memperparah gejala asam lambung. Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat proses pencernaan.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati asam lambung naik saat hamil muda?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari asam lambung naik (GERD) saat hamil muda. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala asam lambung naik (GERD) selama kehamilan serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Antasida
Antasida adalah obat yang bekerja dengan cara menetralkan asam lambung yang berlebih sehingga gejala seperti heartburn dan mual berkurang. Obat ini sering menjadi pilihan pertama karena relatif aman dan bisa didapatkan di apotek terdekat. Beberapa merek obat antasida seperti mylanta, promag, polysilane max peppermint dan antasida doen.
Dosis penggunaannya diberikan 640 mg per dosis, 5-6 kali sehari, dengan dosis maksimal 3.840 mg per 24 jam. Sedangkan untuk antasida cair seperti mylanta, dengan dosis berkisar 10–20 mL sebanyak 3-4 kali sehari, 20 menit sampai 1 jam setelah makan dan sebelum tidur.
2. Obat golongan H2-Blocker
Jika antasida tidak cukup efektif, apoteker dapat meresepkan obat golongan H2-blocker yang menghambat produksi asam lambung. Obat ini bekerja lebih lama dan membantu mengurangi iritasi lambung dan kerongkongan. Contoh obat golongan ini yang aman untuk ibu hamil seperti ranitidin (misalnya dalam merk gastridin, hufadine), cimetidine (misalnya sanmetidin). Dosis penggunaannya seperti ranitidin adalah 150 mg oral dua kali sehari selama 6 minggu.
3. Proton Pump Inhibitors (PPI)
PPI seperti lansoprazole hexpharm dan omeprazole bekerja dengan menghambat pompa proton yang memproduksi asam lambung, sehingga menurunkan produksi asam secara signifikan. Obat ini biasanya jarang digunakan, karena hanya berlaku pada kasus yang lebih berat dan dengan resep dari apoteker.
4. Sukralfat
Sukralfat merupakan obat yang melapisi dinding lambung dan melindunginya dari iritasi akibat asam lambung berlebih. Obat ini juga aman untuk ibu hamil dan dapat digunakan sebagai pilihan tambahan untuk mengatasi gangguan pencernaan akibat refluks asam. Dosis yang akan apoteker resepkan berkisar 1 gram (biasanya 2 sendok takar suspensi 5 ml) diminum 4 kali sehari, yaitu 1 jam sebelum makan dan sebelum tidur.
Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi gejala asam lambung naik (GERD) saat hamil muda adalah lebih banyak minum air putih, mengonsumsi buah seperti pepaya, nanas hingga yogurt. Mengonsumsi buah seperti nanas dan pepaya dapat membantu memperlancar pencernaan dan mengurangi kemungkinan naiknya asam lambung.
Disarankan mengonsumsi buah ini setelah makan untuk membantu pencernaan. Yogurt juga sangat baik untuk dikonsumsi selama kehamilan. Yogurt mengandung probiotik yang meningkatkan kesehatan saluran cerna dan membantu menenangkan usus serta memperbaiki luka pada dinding lambung.
Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/adv