Ekosistem Motor Listrik Tumbuh Pesat, Bali Cukup Progresif
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ekosistem motor listrik di Indonesia terus mengalami pertumbuhan signifikan. Pemerintah menargetkan pada tahun 2030, sebanyak 10 persen dari populasi kendaraan roda dua di Indonesia akan beralih menggunakan motor listrik.
Dengan jumlah sepeda motor saat ini mencapai 120 juta unit dan diprediksi menjadi 130 juta unit pada 2030, artinya sekitar 13 juta unit motor listrik diharapkan bisa mengaspal dalam lima tahun ke depan.
Head of Sales ALVA, Luqman Farid, menyampaikan hal tersebut saat meresmikan ALVA Experience Center di Bali, Jumat (9/5/2025). Dalam kesempatan itu, Luqman menyebut Bali menjadi salah satu daerah paling progresif dalam mengadopsi kendaraan listrik, bersaing ketat dengan Jakarta.
“Provinsi Bali cukup progresif untuk kendaraan listrik secara umum dibanding daerah lain,” ujar Luqman.
Luqman menjelaskan, keunggulan motor listrik tidak hanya dari sisi ramah lingkungan, tetapi juga penghematan biaya operasional yang cukup signifikan bagi konsumen.
“Kalau motor bensin 150 cc itu biaya bensin bisa Rp300-400 ribu sebulan. Belum lagi harus ganti oli tiap tiga bulan sekitar Rp50 ribu. Nah, di motor listrik ini benefitnya mesti dirasakan pengguna. Biaya lebih hemat, fitur teknologi seperti anti-theft dan pemantauan jarak jauh, itu hal yang membuat beda,” jelasnya.
Selain itu, Luqman menyoroti pentingnya membangun ekosistem kendaraan listrik secara menyeluruh, mulai dari dukungan pembiayaan, layanan aftersales, hingga fasilitas pengisian daya cepat di berbagai lokasi.
“Kalau di ALVA, kita sudah punya bengkel sendiri dan jaringan bengkel C-tepat. Untuk fast charging, motor listrik umumnya butuh 8 jam, kalau ALVA 4 jam. Bahkan, teknologi terbaru kita bisa ngecas dari 10 persen ke 50 persen hanya dalam 30 menit. Di Bali, charging point sudah ada di Sanur, Jimbaran, dan Denpasar,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan, sepeda motor berbahan bakar bensin menjadi penyumbang emisi karbon terbesar di sektor transportasi hilir. Oleh karena itu, percepatan penggunaan motor listrik sangat penting untuk menekan emisi sekaligus mengurangi beban subsidi BBM.
“Kalau bicara semangat energi terbarukan, penyumbang tertinggi emisi karbon di sisi hilir itu motor bensin. Target pemerintah 13 juta unit motor listrik di 2030 itu bukan cuma soal emisi, tapi juga mengurangi subsidi BBM yang selama ini besar sekali,” tegas Luqman.
Dari sisi produsen, ALVA terus memperluas kontribusinya di industri motor listrik nasional. Tak hanya memproduksi kendaraan, ALVA juga memiliki pabrik di Cikarang, unit R&D, jaringan distribusi, dan toko retail.
“Kami juga memproyeksikan pertumbuhan positif di 2025, bahkan berharap bisa tumbuh dua kali lipat dibanding tahun lalu,” katanya.
Data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan pertumbuhan populasi motor listrik nasional terus melaju pesat. Pada 2022 tercatat 17 ribu unit, meningkat hampir 50 ribu unit di 2023, dan tembus 100 ribu unit di 2024.
Luqman pun mengapresiasi langkah pemerintah yang konsisten mengedukasi masyarakat soal manfaat kendaraan listrik.
“Sekarang tinggal konsumennya yang harus berani mencoba dan beralih. Dari sisi produk, teknologi dan ekosistemnya sudah ada. Tinggal kemauan untuk mulai,” pungkasnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/tim