search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Usai Blackout, Bali Siap Bangun Terminal LNG Sidakarya, Menteri LHK Beri Catatan Khusus
Rabu, 28 Mei 2025, 13:21 WITA Follow
image

beritabali/ist/Usai Blackout, Bali Siap Bangun Terminal LNG Sidakarya, Menteri LHK Beri Catatan Khusus.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Awal Mei 2025 menjadi momen kelabu bagi Bali. Pulau yang dikenal sebagai destinasi wisata dunia itu lumpuh total akibat pemadaman listrik massal. 

Dalam hitungan jam, aktivitas masyarakat hingga sektor pariwisata terhenti, memunculkan kembali kekhawatiran soal ketergantungan Bali terhadap pasokan listrik dari Jawa.

Menanggapi kondisi tersebut, pemerintah pusat bergerak cepat. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Nurofiq langsung turun ke Denpasar meninjau lokasi rencana pembangunan Terminal LNG Sidakarya. Dari sisi lingkungan, proyek ini dinyatakan bisa dilanjutkan dengan sejumlah catatan penting.

“Bali sebagai destinasi pariwisata dunia harus mampu mengembangkan energi bersih terbarukan. Tak hanya bersih dari sampah, tetapi juga mandiri secara energi agar tak tertinggal dari kompetitor global,” tegas Menteri Hanif saat bertemu awak media dan tokoh masyarakat Sidakarya, Selasa (27/5/2025).

Meski demikian, ia memastikan bahwa proyek terminal LNG tidak boleh sembarangan dibangun. Kajian lingkungan, sosial, keselamatan, hingga kesehatan masyarakat harus dilakukan secara menyeluruh.

“Kita harus pastikan semua kajian dilakukan secara menyeluruh, termasuk dampak terhadap terumbu karang, habitat laut, dan kesehatan masyarakat. Proyek ini harus memberi manfaat, bukan menciptakan risiko baru,” ujarnya.

Menurut Menteri Hanif, jika mitigasi dampak dijalankan maksimal, proyek ini bisa menjadi solusi strategis, tidak hanya untuk menjawab krisis energi, tetapi juga mendukung perekonomian Bali sekaligus menjaga ekosistem lingkungan.

Dukungan terhadap proyek LNG juga mulai menguat dari masyarakat lokal. Jero Bendesa Adat Sidakarya, Ketut Suka, menyatakan bahwa pihak desa adat telah melakukan paruman sejak 2022. Mayoritas warga kini menyetujui pembangunan terminal tersebut.

“Kami menyetujui rencana ini karena melihat banyak manfaat nyata. Tapi pembangunan harus dilakukan dengan penataan yang holistik bukan hanya bangun infrastruktur, tapi juga menjaga kenyamanan warga,” jelasnya.

Dengan restu dari Kementerian LHK dan dukungan masyarakat adat, proyek Terminal LNG Sidakarya kini semakin dekat menjadi kenyataan. Insiden blackout menjadi titik balik penting bagi Bali untuk segera mewujudkan kemandirian energi. Energi bersih kini bukan lagi slogan, melainkan kebutuhan mendesak demi masa depan Bali yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Editor: Redaksi

Reporter: Humas Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami