search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
10 Hektare Lebih Teluk Bima Tercemar Limbah Mirip Jelly Foam
Kamis, 28 April 2022, 18:40 WITA Follow
image

beritabali/ist/10 Hektare Lebih Teluk Bima Tercemar Limbah Mirip Jelly Foam.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Perairan Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) tercemar oleh limbah yang diduga berasal dari kegiatan usaha PT Pertamina beroperasi di sekitar wilayah tersebut. 

Lebih dari 10 hektare luas teluk  tercemar oleh limbah berbentuk mirip jelly foam itu, menyebabkan biota laut banyak yang mati. Seperti ikan-ikan dan kepiting. 

Tumpahan yang diduga limbah tersebut diduga bersumber dari kegiatan usaha Pertamina yang berada di pantai laut di Kota Bima. 

Pencemaran air laut itu sudah terjadi sejak dua hari yang lalu, atau tepatnya Selasa (26/4). Limbah itu tampak di sepanjang Pantai Amahami, Pantai Lawata, dan sekitarnya di kawasan Teluk Bima.

Akibat limbah ini, permukaan Teluk Bima  ini terlihat aneh, berwarna cokelat dan terlihat kotor. Dari kejauhan nampak seperti corak gurun pasir dan ramai jadi tontonan warga.  

Informasi dari warga setempat, permukaan air laut ditutupi seperti gumpalan salju namun berwana cokelat pekat. Ketika digenggam, benda itu berbusa dan  lengket seperti mengandung cairan minyak. Warga juga merasakan aroma amis.

Kondisi itu terlihat sejak dua hari lalu dan hari ini semakin parah karena pencemarannya kian meluas sepanjang Pantai Wadumbolo hingga objek wisata Pantai Amahami dan Lawata.

Warga juga menyaksikan ikan ikan mati bersama biota laut lainnya seperti kepiting dan kerang.  Sementara tidak jauh dari area yang tercemar, terdapat kapal tangker yang memuat bahan bakar. Kapal itu sedang docking tidak jauh dari dermaga bongkar PT Pertamina (persero) Suplai & Distribusi Region Terminal Bima.

Kasus dugaan pencemaran Teluk Bima itu jadi perhatian Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB. Apalagi dampaknya sudah dirasakan,  seperti biota laut banyak yang mati, termasuk ekosistem perairan rusak.

“Butuh waktu untuk pemulihan,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Muslim ST M Si, Kamis (28/4). 

Lebih mengkhawatirkan lagi, implikasinya hasil tangkapan nelayan menurun, estetika Perairan Lawata Bima sebagai Destinasi wisata laut juga menjadi tidak menarik lagi dan tidak aman untuk mandi para pengunjung. Karena pada saat masa Lebaran seperti sekarang ini, teluk Bima ramai dikunjungi warga untuk berwisata. 

Pemprov NTB melalui  Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB pun turut bersikap terkait dugaan pencemaran Teluk Bima.  DLHK sedang melakukan upaya klarifikasi ke DLHK Kota Bima terkait material yang menjadi penyebab pencemaran.

“Saya sedang minta klarifikasi ke Dinas LH Kabupaten (Bima) namun belum dijawab. Kita nunggu info dari kabupaten. Belum tahu meterial apa,” kata Kadis DLHK Provinsi NTB, Madani Mukarom. 

Pihak PT Pertamina  masih melakukan investigasi terkait temuan tersebut.

“Saat ini tim bersama Dinas Lingkungan Hidup sedang menginvestigasi fenomena tersebut, jika sudah ada hasil lebih lanjut akan diinformasikan,”  jawab Humas Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra.

Kesimpulan awal yang ia sampaikan, sejauh ini tidak ada kendala operasional yang berdampak pada kebocoran tertentu di Suplai & Distribusi Region Terminal Bima.   

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami