search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
10 Tahun Kerja di Garmen, Kini Ketut Surya Punya Usaha Taylor dengan 10 Karyawan
Selasa, 16 Mei 2023, 13:57 WITA Follow
image

beritabali/ist/10 Tahun Kerja di Garmen, Kini Ketut Surya Punya Usaha Taylor dengan 10 Karyawan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Kisah I Ketut Surya, owner Surya Taylor termasuk inspiratif. Dia dulu bekerja di garmen selama 10 tahun hingga akhirnya memiliki usaha sendiri bernama Surya Taylor. Kini, usaha telah berkembang dengan 10 orang karyawan.

“Dulu saya memang bercita-cita punya garmen. Terus sekian lama cari pengalaman kerja di garmen di Kuta selama 10 tahun,” ujarnya, Selasa (16/5). 

Setelah pengalaman cukup, dia pinjam modal di LPD pada tahun 2012. “Awalnya ngontrak. Dulu Rp20 juta setahun, sekarang kontrak naik Rp 40 juta per tahun,” ujarnya.

Diakui, dia kesulitan membuka usahanya. Sebab harus mencari pelanggan kesana kemari. Busana yang dibuat di taylor milik Surya berupa busana ke pura, udeng produk sendiri untuk disalurkan ke pedagang kecil. 

“Kadang ada orderan dari luar negeri,” jelasnya.

Kini sudah berjalan 13 tahun, usahanya ini tumbuh. “Lumayan ada yang beli, hotel masuk kesini untuk bikin uniform,” jelasnya.

Produk yang dibuat berkualitas dengan harga yang tidak terlalu mahal. Untuk orderan Sekaha gong ke Petang, Klungkung, Denpasar, Kintamani. 

“Untuk harganya tergantung kemampuan Sekaha gong, budget berapa, kasih segini. Termurah Rp 350 ribu, dari saput, udeng, baju, satu setel,” jelasnya.

Untuk harga bahan baku kini meningkat. Mau tidak mau harga ongkos naik untuk menutup modal. Kini, Surya sudah punya dua cabang. Pertama di Jalan Raya Pengosekan Ubud. Yang kedua di Banjar Teruna, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar. Dia memperkejakan 10 karyawan dengan sistem borongan.

Lebih lanjut dikatakan, mengenai penjualan, kadang sehari Rp2 juta. Sekarang Rp 500 ribu sehari. “Karyawan dibayar per borongan. Kalau buat banyak, dapat banyak,” jelasnya.

Dia berharap ke depan, agar diikutsertakan di pameran oleh pemerintah. “Kami siap bersaing dari segi kualitas dan harga,” jelasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami