search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Anggaran Kemenhub Disetop, Bus Trans Metro Dewata Resmi Berhenti Beroperasi
Rabu, 1 Januari 2025, 11:13 WITA Follow
image

beritabali/ist/Anggaran Kemenhub Disetop, Bus Trans Metro Dewata Resmi Berhenti Beroperasi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Nasib transportasi umum di Bali, khususnya bus Trans Metro Dewata (TMD) di ujung tanduk lantaran, bantuan dana Kementerian Perhubungan untuk Trans Metro Dewata habis 31 Desember 2024.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Wilayah Bali, I Made Rai Ridharta mengungkapkan kekhawatirannya. Menurut dia, kawasan Bali masih membutuhkan transportasi umum untuk mengurai kemacetan. Namun, sokongan bantuan dana membuat upaya tersebut bisa tertahan.

"Untuk mengoperasikan TMD didukung pembiayaannya oleh Kementerian Perhubungan dan akan berakhir 31 Desember 2024. Kelanjutan operasional TMD diharapkan dapat diteruskan oleh pemerintah daerah (provinsi kab/kota) di wilayah Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan)," kata Made Rai dalam keterangannya, Selasa (31/12/2024).

"Menjelang berakhirnya dukungan pembiayaan dari Kementerian Perhubungan dan belum jelasnya pembiayaan untuk melanjutkan operasionalnya, menjadikan TMD berada di ujung tanduk," tambahnya.

Dia mengatakan, belum ada kejelasan kelanjutan layanan Trans Metro Dewata itu. Apalagi, kata dia, belum ada kejelasan dari otoritas di bidang transportasi untuk menopang biaya operasionalnya.

"Pemerintah daerah di Sarbagita hingga saat ini belum memberikan keterangan, kepastian dan jaminan untuk keberlangsungannya. Sementara itu Kementerian Perhubungan juga belum memberikan pernyataan resmi tentang operasional Trans Metro Dewata pada tahun 2025. Dampak dari situasi ini telah terlihat dengan jelas," tuturnya.

Made Rai menveritakan perjalanan TMD di Bali yang diluncurkan pada 2020. Koridor pertama meluncur di September 2020 dan ditambah jadi 2 koridor pada penghujung tahun yang sama. Hingga 2021, ada 4 koridor yang dilayani dengan total penumpang 1,8 juta atau tingkat keterisian mencapai 30,27 persen.

Selanjutnya pada 2022 dioperasikan 5 koridor dan berhasil mengangkut 2,39 juta orang dengan load factor mencapai 37,31 persen. Sepanjang 2023 TMD Bali mengangkut 2,07 juta orang dengan load factor 38 persen. Angka ini menunjukkan kenaikan minat masyarakat menggunakan angkutan umum.

Made Rai mengungkapkan para pengguna TMD yang tergabung dalam komunitas Teman Bus TMD dari berbagai golongan dan kalangan sangat berharap TMD tetap dioperasikan. Lantaran, mereka sudah sangat tergantung dengan layanan TMD untuk kegiatan perjalanannya sehari-hari. 

"Para pengguna telah berusaha untuk memberikan pesan-pesan melalui gambar, video dan kalimat-kalimat bahwa TMD adalah sebuah layanan yang sangat bermanfaat," ucap dia.

Made Rai menyebut ada pihak yang seakan tak senang dengan transportasi umum itu. Misalnya yang menyoroti efektivitas anggaran ketika seringnya layanan tersebut terlihat kosong.

"Memang dalam perjalanannya terdapat pihak-pihak yang memandang TMD secara sinis dengan kerap mengatakan menghambur-hamburkan uang, bus sering kosong dan membuat macet dijalan. Namun kenyataannya, sekalipun load factornya masih cukup rendah, karena konektivitasnya belum lengkap, tetap saja TMD menjadi primadona dan sesuatu yang selalu dinanti," tutur dia.

Dia mencatat, dengan operasional transportasi umum itu di 6 koridor, mampu mengalihkan ratusan ribu orang dari kendaraan pribadi. Dengan kata lain, kemacetan di jalanan Bali bisa terurai.

"Setidaknya, dengan 6 koridor yang dilayani dan menghabiskan anggaran Rp 80 Miliar per tahun, telah mampu memindahkan orang yang awalnya menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan umum," kata Made Rai.

"Sedikitnya terdapat hampir 200.000 penumpang setiap bulan atau 6.400 orang setiap hari menggunakan angkutan umum. Jumlah ini hanya diperoleh dari 6 koridor saja yang sejatinya belum menghubungkan semua wilayah Sarbagita. Bisa dibayangkan bagaimana jika koridornya semakin lengkap, diyakini jumlah pengguna akan semakin banyak," pungkasnya. (sumber: liputan6.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami