20 Ribu Orang Hilang, Libya Butuh Bertahun-tahun Cari Korban Banjir
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Pencarian korban banjir Libya disebut membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun lantaran masih ada sekitar 20 ribu orang yang masih hilang tersapu air hingga hanyut ke laut.
Banjir bandang menyapu sebagian kota Derna, timur Libya, pada 11 September lalu setelah badai serta hujan lebat mengguyur wilayah itu, dan diperparah dengan dua bendungan yang jebol.
Sejauh ini, para pejabat menggunakan metodologi berbeda dalam mencatat jumlah korban tewas dan orang yang hilang. Karena itu, terdapat beberapa perbedaan data soal jumlah korban ini.
Dikutip Reuters, Wali Kota Derna memperkirakan masih ada lebih dari 20 ribu orang hilang tersapu banjir tersebut.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui kantornya untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mencatat sekitar 10.100 orang masih hilang akibat bencana ini.
"Angka-angka ini diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari hingga pekan ke depan menyusul tim SAR yang terus melanjutkan pencarian korban meninggal dan selamat," bunyi laporan OCHA seperti dikutip Al Jazeera pada Senin (18/9).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat total ada 3.922 orang tewas akibat banjir Bandang per Senin (18/9). Jumlah ini muncul setelah PBB merevisi jumlah korban tewas yang semula sempat dilaporkan mencapai 11.300 ribu orang pada akhir pekan lalu.
Banjir yang dipicu dua bendungan jebol ini memang menyapu hampir sebagian kota Derna ke laut. Karena itu, pihak berwenang banyak mengerahkan tim SAR ke pesisir pantai dan pinggir laut Derna.
Terlihat banyak orang yang tengah menggali lumpur untuk membuka jalan bagi tim penyelamat memindai hingga mencari mayat.
Pejabat yang bertanggung jawab atas pencarian orang hilang, Kamal Al Siwi, mengatakan lebih dari 450 jenazah ditemukan dalam tiga hari terakhir di pantai, termasuk yang tersangkut di bawah reruntuhan yang hanyut ke pantai.
"Pekerjaan ini sedang berlangsung dan sangat, sangat, sangat rumit. Operasi ini menurut saya membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun," kata Kamal.
Jurnalis Al Jazeera yang berada di lapangan, Mohamed Al Bakkali, melaporkan peluang tim SAR untuk menemukan korban selamat sepekan setelah bencana terjadi terus meredup.
"Peluang untuk menemukan korban selamat sangat kecil. Sebaliknya, tim penyelamat menemukan lebih banyak jenazah korban selamat," papar Bakkali.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net