2009, Penderita Gangguan Jiwa di Bali Tercatat 9.000 Orang
Kamis, 24 Mei 2018,
13:55 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com.Denpasar, Psikiater Prof. Dr. dr. Luh Ketut Suryani, SpKJ(K) menyebutkan berdasarkan data tahun 2009 tercatat total gangguan jiwa khususnya di Bali sebanyak 9 ribu penderita gangguan jiwa. Jumlah tersebut naik, dari sebelumnya sekitar tujuh ribu dan yang sudah tertangani sekitar 350 orang.
[pilihan-redaksi]
"Ada 9 ribuan penderita gangguan jiwa di Bali ini, jika dilihat dari tahun 2009. Jumlah tersebut naik, dari sebelumnya sekitar tujuh ribu. Yang tertangani, sekitar 350 orang. Sedangkan dari kami sendiri (Suryani Institute for Mental Health) yang bisa ditangani baru sebanyak 90 orang. Data yang kami miliki tersebut sudah valid, karena telah melakukan pedataan dari rumah ke rumah," jelasnya.
"Ada 9 ribuan penderita gangguan jiwa di Bali ini, jika dilihat dari tahun 2009. Jumlah tersebut naik, dari sebelumnya sekitar tujuh ribu. Yang tertangani, sekitar 350 orang. Sedangkan dari kami sendiri (Suryani Institute for Mental Health) yang bisa ditangani baru sebanyak 90 orang. Data yang kami miliki tersebut sudah valid, karena telah melakukan pedataan dari rumah ke rumah," jelasnya.
Dilanjutkan, perawatan penderita gangguan jiwa lebih tepat jika dilakukan di lingkungan tempat tinggalnya sendiri. Tentunya, dengan melibatkan keluarga, sekaa teruna atau volunter dan aparat di Desa. Namun terlebih dahulu diberikan bekal pendidikan terkait perawatan, sehingga bisa melaksanakannya dengan baik.
"Masalah yang dihadapi penderita gangguan jiwa ini setelah menjalani perawatan di rumah sakit (RSJ), umumnya ketika dikembalikan ke lingkungan asalnya. Karena, itu penting kalau perawatan bisa dilakukan di rumahnya. Model perawatan ini sudah diterapkan di daerah Blahbatuh, Gianyar dan hasilnya jauh lebih bagus. Kalau harus di RSJ dengan jumlah penderita yang ribuan. Dimana harus dicarikan anggarannya, dan berapa RSJ yang perlu harus dibangun," paparnya.
[pilihan-redaksi2]
Menurutnya konsep yang ditawarkan tersebut bisa disebut dengan community Based yang melibatkan peran masyarakat, Pemerintah, Puskesmas, relawan atau dari masyarakat disekitarnya.
Menurutnya konsep yang ditawarkan tersebut bisa disebut dengan community Based yang melibatkan peran masyarakat, Pemerintah, Puskesmas, relawan atau dari masyarakat disekitarnya.
"Dalam community based pasien atau penderita ganguan jiwa tetap berada di rumah. Tentunya, tetap dengan diberi pengobatan. Dan dengan pemberian obat tentu akan mampu mempercepat perubahan. Setelah terjadi perubahan pemberian obat kami turunkan, dan memberikan mereka mengikuti kepecayaannya. Seperti melukat, kiranya ini akan mempercepat proses penyembuhan, tidak hanya obat saja akan tetapi mengenai penggunaan sepirit dan kepercayaan juga," jelasnya.
Dirinya mengatakan, peran Balian juga bisa dimanfaatkan. Jika dilihat, di Bali ini banyak ada Balian, yang bisa juga diikutkan untuk turut serta membantu proses penyembuhan ganguan jiwa tersebut. Suryani menambahkan, berdasar hasil penelitian kami terbaru, ada dua Kabupaten di Bali yaitu, Kabupaten Buleleng dan Karangasem paling banyak jumlah penderita ganguan jiwanya didominasi kaum laki-laki. (bbn/aga/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/aga