Berjuang Lawan Kanker hingga Kaki Diamputasi, Eka Butuh Bantuan untuk Biaya Kaki Palsu
beritabali/ist/Berjuang Lawan Kanker hingga Kaki Diamputasi, Eka Butuh Bantuan untuk Biaya Kaki Palsu.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Cobaan sedang menerpa I Wayan Eka Putra Parawata (36), warga Banjar Pande Kelod, Desa Tulikup Kelod, Kecamatan Gianyar.
Mantan pegawai LPD itu sedang berjuang melawan kanker darah hingga kaki kirinya diamputasi. Kini untuk kebutuhan dapur dan membiayai dua anak yang sekolah, dia mengandalkan gaji istrinya Ni Kadek Riris Cahyani (33), pegawai honor sekolah TK dan mengandalkan bantuan dermawan.
Cobaan itu berawal pada 2018, kali kirinya merasa nyeri. Akhirnya berobat ke dokter Family Husada. Namun 2,5 bulan, dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah Sanglah Denpasar.
“Akhirnya dironsen, tidak kelihatan penyakit, gak ada masalah di tukang dan otot, tapi terus sakit,” jelasnya.
Berjalan waktu, pada 2020 ada benjolan kaki kiri, akhirnya dibawa ke Permata Hati di Klungkung, terdiagnosa kanker tulang di kaki kiri. Akhirnya dilakukan biopsi dengan sejumlah risiko.
“Kami awalnya tidak berani. Jadi berobat ke alternatif. Kami beli pil cina, ada juga Bajakah, bertahan dua tahun, namun kaki kian membesar,” ujarnya.
Sampai Oktober 2022 memberanikan diri ke rumah sakit Sanglah. Ternyata di lutut sudah kena. Jadi saran biopsi, di atas lutut harus diambil. Akhirnya 12 Januari 2023 diambil tindakan.
Mau tidak mau dia menerima kondisi itu. “Yang penting sakit kami hilang. Dulu kami minum penghilang nyeri, setelah itu, terus sakit, sekarang sudah tidak sakit,” jelas pegawai LPD Tulikup Kelod itu.
Untuk biayanya BPJS mandiri dengan kelas 1. “Sekarang sejak April 2022 sudah tidak bekerja lagi. Dari LPD, dikasih, sekedar bantuan meringankan beban,” ujarnya.
Selama sakit, memang ada bantuan sembako dari dermawan. Ada teman membantu seiklasnya. “Untuk bantuan kami pakai makan sehari-hari. Karena saya punya anak kelas 3 SD dan TK satu orang,” ujarnya.
Kini, yang dibutuhkan adalah support dari rekan. Kemudian untuk kehidupan sehari-hari, makan karena tidak bekerja. “Istri kami pegawai honor TK tidak banyak gajinya,” jelasnya.
Mengenai bantuan dari pemerintah, dia memohon kepada dinas sosial untuk bantuan kaki palsu. Beberapa waktu lalu, yayasan Puspadi sempat mengecek. Namun untuk bahan dibebankan kepada penyandang sakit.
“Beli bahan disana. Mudah-mudahan ada donatur memberikan keringanan,” ujarnya.
Estimasi biaya satu kaki palsu, bahan Rp 3 juta. Namun tergantung pengerjaan karena posisi di atas lutut. Pihaknya kini berusaha berpikir positif.
“Kami selalu berdoa, agar cepat sembuh. Agar bisa bekerja lagi, nyari kerja dimana, biar bisa menyambung hidup,” tutupnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/gnr