search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Crazy Rich Taiwan Sumbang Rp487 M Untuk Lawan China
Kamis, 1 September 2022, 16:39 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Crazy Rich Taiwan Sumbang Rp487 M Untuk Lawan China

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang crazy rich Taiwan berencana melatih tiga juta warga menjadi 'pejuang sipil' untuk bersiap melawan invasi China di pulau itu.

Robert Tsao, pendiri perusahaan mikrocip United Microelectronics Corp (UMC), mendonasikan dana pribadinya senilai TW$1 miliar (Rp487 miliar) untuk pertahanan Taiwan.

Tsao menuturkan sebanyak TW$600 juta (Rp292 miliar) dana pemberiannya bakal digunakan untuk melatih tiga juta "pejuang beruang hitam" dalam tiga tahun ke depan. Latihan ini bakal dilangsungkan bersama militer pulau itu.

Sementara itu, sebanyak TW$400 juta (Rp195 miliar) bakal digunakan untuk melatih 300 ribu penembak jitu. Sebagaimana diberitakan AFP, donasi ini Tsao berikan setelah pasukan China melangsungkan latihan militer untuk merespons kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi.

Akibat kunjungan itu, China mengerahkan kapal perang, rudal, dan jet tempur ke perairan dan ruang udara di sekitar Taiwan. Itu merupakan latihan militer paling agresif yang dilakukan China sejak pertengahan 1990-an.

Tsao sendiri merupakan salah satu pebisnis Taiwan yang kerap mengkritik Beijing meski ia tak lagi memiliki kewarganegaraan Republik China (Taiwan), dikutip dari Focus Taiwan.

"Ancaman Partai Komunis China ke Taiwan semakin besar, dan pertarungan melawan mereka merujuk pada kebebasan terhadap perbudakan, demokrasi melawan otoritarianisme, dan keberadaban melawan kebarbaran," ucap Tsao.

"Jika kita berhasil melawan ambisi China, kita tak hanya bisa mengamankan tanah kita, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap situasi dunia dan perkembangan kehidupan bermasyarakat," lanjutnya.

Tsao juga menilai bakal menjadi "pembantaian internasional, kejahatan perang yang keji, dan kejahatan kemanusiaan" jika China benar-benar menyerang Taiwan.

Sementara itu, Taiwan terus dibayangi ancaman invasi China selama beberapa dekade. Namun, ancaman itu semakin nyata kala China dipimpin Presiden Xi Jinping.

Xi, yang tengah berupaya mengamankan masa jabatan tiga periode, menjadikan Taiwan sebagai tujuan "peremajaan nasional" China.

Bila membandingkan jumlah tentara antara Taiwan dan China, tentara Taipei masih kalah banyak. Tentara angkatan darat Taiwan hanya mencapai 88 ribu, sedangkan China memiliki satu juta tentara.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami