search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Curhat Perempuan Inggris Jadi Pekerja Seks Gegara Krisis
Selasa, 18 Oktober 2022, 16:27 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Curhat Perempuan Inggris Jadi Pekerja Seks Gegara Krisis

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Tak kuasa tercekik krisis ekonomi, banyak perempuan Inggris kini mencari penghasilan tambahan dengan sambilan sebagai pekerja seks komersial. Martha (bukan nama sebenarnya) merupakan satu dari banyak perempuan yang menjalani pekerjaan sambilan sebagai PSK akibat krisis di Inggris.

Ia mulai menggeluti bidang PSK daring sejak tahun lalu, ketika ia menyadari bahwa pekerjaannya sebagai asisten ritel tak cukup untuk memenuhi kebutuhan di tengah krisis.

Awalnya, ia bisa mendapatkan hingga 250 pound sterling atau setara Rp4,3 juta sebulan. Namun kini, pendapatannya merosot menjadi sekitar 150 pound sterling atau Rp2,6 juta.

Menurutnya, pendapatannya berkurang karena para pelanggan pun meminta penurunan harga gegara krisis.

"Orang-orang menawar lebih rendah karena mereka juga butuh uang. Saya khawatir keadaan akan lebih buruk karena kantong makin tipis," ujar Martha kepada Reuters.

Sementara itu, saingan Martha di bidang prostitusi online juga terus meningkat karena krisis semakin parah. Jaringan pekerja seks Kolektif Prostitusi Inggris (ECP) melaporkan bahwa perempuan yang meminta bantuan dari mereka untuk memulai profesi sebagai PSK meningkat 30 persen pada Juni lalu.

Sementara itu, badan amal yang mendukung pekerja seks di Inggris, Aksi Manchester terkait Kesehatan Jalanan (MASH), mencatat 100 pengguna baru antara Desember 2021 dan April 2022.

Merujuk pada keseluruhan data MASH, ini merupakan kenaikan tiga bulanan tertinggi selama periode empat tahun belakangan.

Dengan peningkatan ini, persaingan antar-PSK pun semakin ketat. ECP pun memperingatkan bahwa pekerja seks kini mungkin merasa terpaksa menawarkan jasa dengan risiko lebih besar.

"Semakin putus asa mendapatkan uang, kian siap mereka menawarkan jasa yang biasanya tak mereka mau," ujar juru bicara ECP, Laura Watson, kepada Reuters.

Di Inggris sendiri, mendapatkan uang dari seks sebenarnya diperbolehkan. Namun, kelompok-kelompok seperti ECP diimbau untuk tak membantu atau memfasilitasi prostitusi.

Inggris khawatir jika ada dukungan, semakin banyak warga yang ingin terjun ke dunia prostitusi untuk pertama kalinya.

"Orang mulai menjadi perempuan pendamping untuk pertama kalinya tanpa berbicara kepada siapa pun. Potensi dampak keselamatannya sangat mengkhawatirkan," tutur Watson.

Tak hanya PSK jalanan, para pekerja seks online seperti di OnlyFans juga kini terancam bahaya lebih besar.

Juru bicara Serikat Pekerja Seks Inggris, Audrey Carradonna, mengatakan para pekerja seks virtual kini juga dalam bahaya karena mulai terimpit berbagai keputusan pihak lain. Tahun lalu, misalnya, Mastercard mengetatkan kebijakan pembayaran di situs-situs dewasa, termasuk prostitusi online seperti OnlyFans.

Inggris juga sedang menggodok Rancangan Undang-Undang Keselamatan Daring yang di antaranya mengatur larangan iklan di situs prostitusi. Jika prostitusi online sudah dianggap tak terlalu menguntungkan, timbul kekhawatiran para perempuan itu memutuskan untuk turun ke jalanan.

"Jika makin banyak orang bekerja di jalan-jalan yang sudah terkenal, mereka bakal banyak berinteraksi dengan polisi, yang kemuding memaksa mereka bekerja di area lebih terpencil," ucap Carradona.

Carradona kemudian berkata, "Pada akhirnya, kegiatan itu lebih berbahaya karena mereka lebih jauh dari pusat pertolongan."

Situasi ini memicu ketidakpastian bagi para pekerja prostitusi online, seperti Martha, apalagi bayaran di OnlyFans semakin rendah. Meski diliputi ketidakpastian, Martha mengaku tak bisa lagi lepas dari dunia prostitusi untuk meraup pendapatan tambahan.

"Saya tak yakin bisa bertahan tanpa itu," katanya.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami