Jadi Biarawati Agama Kuno, Gadis Ini Tolak Warisan Rp1 Triliun
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Seorang gadis berusia delapan tahun di India menolak mewarisi kekayaan berlian bernilai jutaan dolar. Ia justru lebih memilih untuk masuk sebuah biarawati di sebuah ordo religius yang ketat dan meninggalkan kesenangan duniawi.
Dikutip dari The Guardian, Kamis (19/1/2023), Devanshi Sanghvi adalah pewaris bisnis perhiasan Sanghvi and Sons di kota Surat di bagian Barat India. Kota itu dikenal secara lokal sebagai Kota Berlian karena keunggulannya dalam perdagangan permata global.
Keluarganya menganut kepercayaan Jain, sebuah agama India kecil namun kuno yang mengkhotbahkan anti-kekerasan, vegetarisme yang ketat, dan cinta untuk semua makhluk.
Pekan ini, Sanghvi dijamu dalam upacara empat hari untuk mengumumkan panggilan barunya. Media lokal melaporkan ia naik sebuah gerobak yang ditarik gajah.
Pada hari Rabu, dia tiba di sebuah kuil untuk menukar pakaian rumitnya dengan pakaian katun putih sederhana. Ia juga mendapati seluruh rambutnya dihilangkan.
"Devanshi tidak pernah menonton televisi, film atau pergi ke mal dan restoran," kata seorang saksi upacara Rabu, menambahkan bahwa gadis itu telah hadir secara teratur di upacara kuil.
Anak itu adalah salah satu orang termuda yang mengikuti upacara bernama Diksha. Prosesi ini dilakukan dengan meninggalkan harta benda dan memasuki ordo agama Jain.
Orang tua Devanshi mengatakan anak mereka sangat ingin menjadi seorang biarawati. Hal ini merupakan sesuatu yang biasa di Keluarga Jain, di mana mereka mendorong anak-anak mereka untuk masuk ordo keagamaan demi meningkatkan status sosial kerabat mereka.
Baca juga:
Cina Cap AS Bandit dan Maling Minyak Suriah
Bisnis keluarganya, didirikan pada 1981, memiliki kekayaan bersih sebesar 5 miliar rupee atau setara Rp921 miliar menurut ICRA, sebuah lembaga pemeringkat kredit India.
Jainisme memiliki lebih dari 4 juta pengikut di India. Banyak dari mereka datang dari komunitas perdagangan yang makmur.
Pengikut mengikuti diet vegetarian yang ketat dan beberapa biksu dan biksuni menutupi mulut mereka dengan kain untuk mencegah mereka menelan serangga secara tidak sengaja.
Agama ini mendapat kecaman karena beberapa praktik ritualnya, terutama tradisi puasa ekstrem sampai mati.
Seorang gadis berusia 13 tahun di Hyderabad mengalami koma dan meninggal pada 2016 saat melakukan puasa dua bulan sebagai tindakan penebusan dosa, di mana dia hanya diperbolehkan minum air hangat dua kali sehari.
Orang tuanya didakwa oleh polisi dengan pembunuhan dan menjadi sasaran kemarahan publik atas klaim bahwa keluarga telah memaksanya berpuasa.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net