search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Karnaval Tenun Budaya Meriahnya Mirip Citayam Fashion Week
Rabu, 3 Agustus 2022, 09:48 WITA Follow
image

beritabali/ist/Karnaval Tenun Budaya Meriahnya Mirip Citayam Fashion Week.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Masyarakat Desa Pringgasela, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur (Lotim) mengadakan acara Karnaval Tenun dan memanfaatkan jalanan desa sebagai cat walk untuk memamerkan kostum terbaiknya.

Acara tersebut merupakan rangkaian acara dari Alunan Budaya Desa ke VI yang dimulai pada Kamis (28/7) hingga berakhir pada Minggu (31/7). Acara tersebut mendapat sambutan yang meriah dari masyarakat setempat. Terbukti dengan tumpah ruahnya masyarakat di lokasi acara.

Jika dibandingkan dengan fashion Show jalanan yang belakangan popular di Jakarta yakni Citayam Fashion Week yang memamerkan busana anak muda masa kini, maka Karnaval Tenun Pringgasela tentu memiliki daya tarik yang berbeda mengingat bahan dasar pakaian yang digunakan yakni kain tenun khas desa tersebut yang sangat indah dengan berbagai motifnya.

Ketua Panitia Alunan Budaya VI Desa Pringgasela, Bayu Darma Andika mengatakan karnaval kali ini mengangkat tema tenun.
Peserta harus berjalan di catwalk yang merupakan jalanan desa setempat dan red carpet sebagai lokasi utama acara yang terletak di Tugu Monumen Perjuangan Rakyat (Mopra) Pringgasela.

Dikatakan Bayu sapaan akrabnya, Karnaval Tenun Pringgasela dihajatkan sebagai solusi supaya budaya menenun di Pringgasela tetap lestari meskipun telah berganti generasi. Dirinya khawatir budaya tenun semakin hari semakin terkikis. Untuk itu pemuda berinisiatif untuk mempertahankan budaya menenun.

“Melalui budaya ini, adanya generasi muda yang mau belajar menenun sebagai cara untuk mempertahankan kearifan lokal. Kami khawatir budaya menenun terkikis," kata Bayu. 

Panitia menetapkan aturan, karnaval tenun tersebut, para peserta harus merancang busana yang unik dengan berbahan tenun minimal 30 persen. Hal tersebut tak ayal membuat para peserta yang tidak hanya berasal dari kecamatan Pringgasela tertarik untuk mengikuti acara tersebut.

Sementara itu, Wakil Bupati Lotim H Rumaksi yang menyaksikan secara langsung acara Karnaval Tenun Pringgasela berharap, event alunan budaya  ini menjadi kalender wisata resmi di Kabupaten Lombok Timur. Dengan demikian peserta akan lebih banyak dan tentunya para UMKM bisa menjajakan produk andalannya.

"Kami inginkan alunan budaya ini mempunyai dampak yang luas,” harapnya.

Rumaksi menginginkan  gaung karnaval tenun dikenal hingga ke luar pulau Lombok bahkan ke mancanegara. Salah satunya para penenun dapat membuka stand dan menampilkan kepada pengunjung tata cara menenun dan hasil tenun yang mempesona.  

“Kita punya banyak potensi yang dapat mengundang wisatawan lokal ataupun mancanegara,” katanya.

Kedepan, Rumaksi menginginkan alunan budaya dapat digelar tiap tahun.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami