search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kota Padang Berisiko Tinggi Tsunami Ketinggian 10 Meter
Minggu, 2 Oktober 2022, 08:50 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Kota Padang Berisiko Tinggi Tsunami Ketinggian 10 Meter

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap bahwa Kota Padang di Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia dengan risiko gempa bumi dan tsunami yang tinggi. Ini karena letak pantainya di bagian barat berhadapan dengan zona sumber gempa bumi Megathrust.

"Menurut para pakar [Kota Padang] memiliki potensi magnitudo cukup besar," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, lewat keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Sabtu (1/10/2022). 

Berbicara dalam acara Hari Kesiapsiagaan Bencana Kota Padang pada Jumat (29/9/2022) lalu, Dwikorita mengatakan bahwa seluruh Pantai Barat Sumatera, dari pesisir Aceh hingga Lampung, telah mengalami peristiwa gempa besar yang merusak. Seluruh energi gempa di Pantai Barat Pulau Sumatera tersebut menyisakan segmen sumber gempa Megathrust Mentawai-Siberut yang berhadapan dengan pesisir Sumatera Barat, sebagai satu-satunya segmen megathrust yang belum rilis energi sejak tahun 2000.

Situasi ini, kata dia, berpotensi membangkitkan gempa besar dan merusak. Berdasarkan kajian para ahli, segmen tersebut menyimpan potensi magnitudo maksimum hingga 8,9. 

Mengingat potensi gempa yang besar ini, Dwikorita menekankan pentingnya menyiapkan langkah mitigasi komprehensif guna mencegah jatuhnya korban jiwa dan kerugian yang besar. Dia juga mendorong Pemerintah Kota Padang menyiapkan masyarakat agar siap siaga dan tidak gagap dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami.

Berdasarkan catatan Katalog Tsunami BMKG, Sumatera Barat pernah mengalami tsunami beberapa kali yaitu pada tahun 1797, 1833, 1904, dan 1935. Di samping itu, pemodelan tsunami BMKG menunjukkan bahwa tinggi gelombang tsunami di pesisir Kota Padang akibat gempa bumi skenario terburuk Magnitudo 8,9 dapat mencapai lebih dari 10 meter dengan waktu tiba tsunami kurang dari 30 menit.

Dengan kepadatan penduduk mencapai lebih dari 900.000 jiwa, Kota Padang memiliki indeks risiko tsunami yang sangat tinggi. Menurut Dwikorita, indeks risiko ini bisa dikurangi bila pemerintah mampu mewujudkan masyarakat siaga tsunami (Tsunami Ready Community). 

"Hari ini Tsunami Ready telah terbentuk di Kelurahan Purus dan Kelurahan Lolong Belanti. Semoga ini menjadi contoh baik untuk masyarakat Padang lainnya dan segera disusul oleh kelurahan-kelurahan lainnya untuk menjadi masyarakat siaga tsunami selanjutnya," tuturnya. 

Lalu, apa saja indikator bahwa masyarakat suatu daerah sudah siaga tsunami?

Dwikorita menjelaskan ada 12 indikator yang bisa menjadi patokan, yakni adanya pemetaan zona bahaya tsunami; estimasi jumlah orang berisiko di dalam zona bahaya tsunami; identifikasi sumber-sumber ekonomi, infrastruktur, dan politik; serta adanya peta evakuasi tsunami yang mudah dipahami; adanya sosialisasi dan edukasi yang terdistribusi terkait tsunami; adanya rencana respons darurat komunitas tsunami serta tersedianya kapasitas untuk pengelolaan operasional respons darurat saat tsunami terjadi.

Indikator lainnya yakni tersedianya sarana yang memadai dan andal untuk menerima peringatan dini tsunami dari otoritas yang berwenang (BPBD) selama 24 jam secara tepat waktu, dan tersedianya sarana yang memadai dan andal untuk menyebarkan peringatan tsunami resmi 24 jam kepada publik setempat secara tepat waktu.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami