Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas di Mesir Temui Jalan Buntu
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Kedua pihak yang bertikai, Israel dan Hamas, tak menemukan kata sepakat di negosiasi gencatan senjata yang berlangsung di Kairo, Mesir pada akhir pekan lalu.
Negosiasi ini didasari proposal baru yang diajukan, salah satu isinya meminta Hamas melepaskan sandera yang diculik dari Israel dengan imbalan pemberhentian sementara serangan Israel ke Gaza selama 40 hari.
Perbincangan itu dihadiri delegasi Hamas serta perwakilan dari Mesir, Qatar dan Amerika Serikat. Pihak Israel tak hadir di pertemuan itu.
CNN memberitakan bahwa pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan pada Minggu (5/5), bahwa mereka 'masih tertarik' mencapai kesepakatan dengan mediator.
Namun proposal apapun yang diajukan harus menjamin penarikan semua pasukan Israel dan menghentikan perang di Jalur Gaza secara permanen.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia 'tak bisa menerima' permintaan Hamas untuk mengakhiri perang.
"Israel tidak akan menyetujui permintaan Hamas, yang berarti menyerah, dan akan terus bertarung sampai semua target tercapai," kata Netanyahu diberitakan AFP.
Haniyeh mengatakan Netanyahu ingin menciptakan 'pembenaran terus-menerus atas agresi, memperluas lingkaran konflik dan menyabotese upaya yang dilakukan melalui berbagai mediator dan pihak'.
Perang Israel dan Hamas sudah berlangsung selama nyaris tujuh bulan. Negosiasi ini dilakukan usai Netanyahu menyatakan bakal menyerang Rafah di Gaza yang memicu kekhawatiran internasional.
Hamas menyatakan delegasinya di Mesir sudah bertolak ke Qatar.
"Pertemuan dengan kementerian intelijen Mesir sudah berakhir dan delegasi Hamas pergi ke Doha untuk konsultasi selanjutnya," kata pejabat Hamas yang tak ingin diungkap identitasnya kepada AFP.
Sementara itu media Al-Qahera News, yang terafiliasi dengan intelijen Mesir, menyatakan delegasi Hamas akan kembali ke Kairo pada Selasa (7/5). (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net