Pesan Megawati ke Koster: Berhenti Konversi Tanah Subur
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Megawati mengingatkan pembangunan Bali tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur atau perhotelan dan haluan pembangunan 100 tahun Bali tetap mengutamakan lahan subur.
Ia mengungkap perintah itu khususnya ditujukan bagi Presiden Jokowi dan Gubernur Bali Wayan Koster.
"Berhenti konversi tanah subur. Itu masih harus masuk catatan. Bagaimana petaninya, rakyatnya nanti mau dikasih makan apa? Bali ini subur, awas, lho, kalau enggak bikin Perda konversi tanah itu," kata Megawati dalam Seminar Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru yang diselenggarakan Pemprov Bali di The Trans Resort Bali, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (5/5) .
Megawati mengingatkan, pembangunan hotel masif di Bali hanya akan menghilangkan kearifan lokal yang menjadi daya tarik wisatawan. Ia mencontohkan hal itu terjadi di Hawaii, Amerika Serikat.
"Kearifan lokal kalau hilang gimana? Lihat Hawaii. Nggak seperti dulu, sepanjang itu hotel, hotel, hotel. Dulu kalo mau liat hula-hula seperti sakaa gong di kampung-kampung saja nontonnya, sekarang harus bayar ke hotel. Yang untung rakyat atau pemilik hotel?" ujar dia.
"Saya tidak anti lho, monggo bikin hotel, tapi sudah, stop. Berhenti itu bikin hotel. Lho, iya, saya hanya mau rakyat Bali sejahtera makmur. Ya, dong, supaya rakyat Bali itu makmur dan sejahtera. Enggak usah cari makannya ke mana saja," kata Megawati.
Megawati mengimbau pejabat dan rakyat Bali agar tidak terpesona dengan wisatawan asing. Ia khawatir rakyat Bali tidak memiliki tempat lagi sehingga tersingkirkan.
"Kamu tersingkirkan, tersingkirkan," ujarnya.
Megawati lalu mencontohkan penduduk asli Jakarta yaitu Betawi. Saat ini, suku Betawi terpinggirkan sehingga mayoritas rakyatnya bermukim di luar Jakarta karena kerap menjual lahan.
Sebab itu, pemerintah setempat dinilainya harus bisa membuat kebijakan mempertahankan lahan, salah satunya melalui Perda.
"Sekarang ke pinggir, ke pinggir, ke pinggir, itu di kota. Nah, ini (Bali) di pulau kecil, kecil, kecil. Lihat saja di peta kecil. Ini yang Bung Karno bilang pemerasan orang pada orang lain," tandas Megawati. (sumber: kumparan)
Editor: Robby
Reporter: bbn/net