search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Polusi Limbah Makin Buruk, Banjir Plastik Capai Kutub Utara
Kamis, 7 April 2022, 17:15 WITA Follow
image

bbn/Suara.com/Polusi Limbah Makin Buruk, Banjir Plastik Capai Kutub Utara

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Penelitian yang dilakukan Alfred Wegener Institute melaporkan bahwa banjir plastik kini telah mencapai Kutub Utara (Arktik), memberikan bukti bahwa polusi plastik adalah masalah global.

Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Nature Review Earth & Environment tersebut menemukan bahwa semua habitat di Kutub Utara, termasuk pantai, kolom air, dan dasar laut memiliki tingkat polusi plastik yang serupa dengan yang ada di kawasan padat atau daerah berpenduduk.

Menurut Melanie Bergmann, ahli biologi di Alfred Wegener Institute, ekosistem paling utara kita sudah sangat terkena dampak perubahan iklim.

"Ini sekarang diperparah oleh polusi plastik dan penelitian kami sendiri telah menunjukkan bahwa polusi terus memburuk," katanya dikutip dari CNET, Kamis (7/4/2022).

Tingkat plastik yang ditemukan di Kutub Utara sangat memprihatinkan, mengingat wilayah tersebut sudah sangat terkena dampak oleh perubahan iklim.

Sekitar 19 juta hingga 23 juta ton sampah plastik berakhir di air laut, sementara mikro dan nanoplastik ditemukan di semua organisme laut.

Meskipun ini masih penelitian awal, temuan tersebut menunjukkan bahwa partikel plastik di salju dapat menyerap lebih banyak sinar Matahari yang dapat menyebabkan pencairan es lebih cepat.

Banjir plastik dapat mencapai Kutub Utara melalui beberapa saluran, seperti arus laut dari Atlantik, Laut Utara dan Pasifik Utara, serta partikel yang dibawa oleh angin utara.

Air dari sungai juga membawa plastik ke wilayah utara. Ditambah dengan polusi air limbah dari komunitas Arktik dan sampah plastik yang dibuang dari kapal, termasuk jaring dan tali.

"Di Kutub Utara, mikroplastik juga mungkin tertelan secara tidak sengaja yang menyebabkan penurunan pertumbuhan dan reproduksi," tambah Bergmann. (Sumber: Suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami