search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rudal dan Drone Rusia Gempur Sektor Energi Ukraina
Minggu, 2 Juni 2024, 12:47 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Rudal dan Drone Rusia Gempur Sektor Energi Ukraina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pasukan militer Rusia dilaporkan meluncurkan serangan misil hingga drone yang menghancurkan infrastruktur energi di lima wilayah di Ukraina hari ini, Sabtu (1/6).

Operator jaringan listrik nasional Ukraina, Ukrenergo, menyebut penyerangan dilakukan terhadap lima fasilitas yang terletak di Donetsk Timur, Zaporizhia dan Dnipropetrovsk tenggara, Kirovohrad, Ivano-Frankivsk, dan bagian barat Ukraina.

"Pagi ini Rusia meluncurkan serangan lainnya ke fasilitas energi milik Ukraina," pernyataan resmi Ukrenergo seperti diberitakan Al Jazeera.

"Sejak Maret lalu, ini merupakan serangan rudal dan drone keenam yang besar dan kompleks terhadap infrastruktur energi sipil."

Kondisi serupa juga dialami DTEK selaku perusahaan pembangkit energi swasta terbesar di Ukraina. DTEK menyebut sedikitnya dua pembangkit listrik dengan tenaga panas milik mereka mengalami kerusakan parah akibat serangan misil Rusia.

Dikutip dari Al Jazeera, pejabat daerah setempat menyebut petugas pemadam kebakaran saat ini masih berupaya memadamkan api yang timbul di beberapa lokasi usai serangan tersebut.

Sementara itu, masih belum ada komentar resmi dari pemerintahan Rusia terkait serangan tersebut. Rusia sendiri telah melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina sejak Februari 2022.

Sejauh ini pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh total 35 dari 53 rudal yang ditembakan rusia serta menghancurkan 46 dari 47 drone milik Rusia.

Serangan terbaru Rusia ke Ukraina terjadi dua hari setelah Presiden AS Joe Biden memberi izin kepada Ukraina untuk menggunakan amunisi AS untuk menyerang di wilayah Rusia dengan tujuan terbatas mempertahankan Kharkiv.

RFE/RL pada 31 Mei memberitakan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan perubahan kebijakan itu "sah" saat Ukraina membela diri. (sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami